Memasuki era jet pada akhir tahun 1940 an pada penerbangan dan awal 1950 an pada pesawat penumpang, Boeing melanjutkan produksinya dan melahirkan keluarga pesawat jet penumpang mulai dari keluarga B 707 hingga B 787 dengan berbagai varian dan versi nya.
Masing masing keluarga pesawat mereka dibuat dengan berbagai macam latar belakang yang menggambarkan bahwa sebuah pabrikan pesawat akan selalu membutuhkan input dari para maskapai sebagai pengguna produk mereka meskipun mereka sudah melakukan berbagai riset mereka sendiri.
Juga tidak melupakan kompetisi antar pabrikan pesawat untuk memenuhi kwbutuhan para maskapai yang menjadi pelanggannya, persaingan tersebut merupakan proses tanpa henti yang membuat Boeing melakukan segala upaya unuk tetap pada posisinya sebagai penyedia pesawat untuk militer dan sipil.
Bagaimana sejarah serta latar belakang pengembangan dari setiap keluarga pesawat Boeing ini ? mari kita tur bersama sama.
B 707
Pada awal tahun 1950 an pihak Anvgkatan Udara Amerika membutuhkan pesawat tanker bermesin jet seiring dengan masuknya pesawat pesawat tempur jet ke armada mereka.
Boeing yang juga dikenal sebagai pabrikan pesawat militer merasa tersaingi oleh pabrikan Douglas dan Lockheed pada pasar pesawat sipil komersial, tekad untuk menyaingi mereka kemudian dibuktikan dengan studi pesawat jet penumpang tanpa melupakan proposal dari USAF.
Boeing kemudian mermbangun prototipe 368-80 atau dikenal dengan Dash 80 dengan desain memadukan antara pesawat bomber mereka B 47 dan pesawat kargo mereka C 97.
Desain Boeing kemudian diipilih sebagai pesawat tanker USAF yang kemudian dikenal dengan KC-135 Stratotanker dengan dasar desain prototipe Dash 80 tersebut, Boeing kemudian juga membangun versi sipilnya dengan dasar desain serupa yang kemudian menjadi B 707.
B 727
Pesawat ini merupakan jawaban dari Boeing terhadap permintaan dari tiga maskapai Amerika yakni United Airlines, American Airlines dan Easterm Air Airlines ketika itu yang menginginkan pesawat yang dapat menjangkau kota kota kecil dengan jumlah penumpang yang tidak banyak.
Akan tetapi masing masing maskapai memiliki permintaan khusus, American Airlines meminta pesawat jet bermesin dua yang efisien dalam bahan bakar, United Airlines ingin pesawat jet bermesin enpat yang dapat menjangkau kota yang berlokasi di elevasi tinggi sedangkan Eastern Airlines menginginkan pesawat jet bermesin tiga untuk rute penerbangan internasional mereka mengingat ada batasan jumlah mesin yang harus dimiliki oleh pesawat ketika itu.
Boeing akhirnya mengakomodasi ketiga maskapai tersebut dengan B 727 trijet dengan penempatan dua mesin utamanya di bagian belakang bukan di bawah sayap pada umumnya.
Penempatan ini akan meningkatkan gaya angkat (lift) pesawat karena mengurangi beban berat (drag) pada pesawat saat takeoff, dengan begitu pesawat tidak memerlukan landasan pacu yang panjang seperti yang terdapat di kota kota kecil di Amerika.
Boeing juga memasang airstair atau tangga pesawat yang menyatu dengan pintu pesawat sehingga pesawat tidak memerlukan fasilitas tangga di bandara bandara. Smart Boeing !
B 737
Tibalah kita pada pesawat terlaris dari semua keluarga pesawat Boeing yaitu B 737 yang merupakan pesawat jet penumpang berlorong satu laris manis.
Latar belakang pengembangan pesawat ini adalah untuk mendampingi B 727 mereka yang terbilang sukses, dalam artian ukurannya dan daya jelajah nya tidak sama dengan B 727.
Awalnya B 737 untuk penerbangan jarak pendek dengan kapasitas 50-60 kursi atau setengah dari B 727 serta cocok untuk rute penerbangan jarak pendek dengan permintaan kursi yang sedikit.
Maka tidak mengherankan jika pada awalnya bentuk pesawat B 737 tidak jauh berbeda dengan B 727 dengan trijet nya hingga terjadi perubahan pada bentuk dan desainnya setelah kehadiran dari John Sutter, engineer Boeing dibalik kesuksesaan B 747.
Selain itu pesawat ini untuk menjawab pesawat jet penumpang Douglas DC 9 dan BAC 111 dari Brirish Aircraft yang pada kenyataannya lebih dulu beredar di pasaran
Pada perjalanannya, keluarga pesawat B 737 ini melahirkan generasi generasi yang lebih banyak kapasitas dan daya jelajahnya mulai dari generasi Original (-100, -200), Classic (-300, -400, -500), Next Generation/NG (-600, -700, -800, -900) hingga MAX (8,9,10).
B 747
Mungkin sudah banyak yang mengetahui mengenai latar belakang dari lahirnya pesawat jumbo B 747 yang tidak lain adalah permintaan dsri CEO maskapai PanAm yaitu Juan Trippe yang menginginkan pesawat dengan kapasitas dua kali dari B 707.
Ada beberapa bagian desain B 747 yang sebenarnya diambil dari desain yang diajukan oleh Boeing pada kompetisi CX-Heavy Logistics System (CX-HLS) oleh Angkatan Udara Amerika yang membutuhkan pesawat kargo berukuran besar.
Pada akhirnya Boeing kalah dari Lockheed yang memenangkan kompetisi tersebut dengan pesawat Lockheed C-5 Galaxy nya, akan tetapi desain hidung dan pintu pada hidung (nose door) pada B 747 diambil dari desain pada program CX-Heavy Logistics System (CX-HLS) tersebut.
Terdapat beberapa varian B 747 yang sebenarnya sudah direncanakan Boeing sebagai penerus dari varian -400 namun tidak mendapat sambutan positif dari maskapai, varian varian tersebut adalah -500, -500X, -600X, -700X, -X dan -X Skrecth.
Ada pula varian B 747 ASB (Advanced Short Body) sebagai jawaban Boeing terhadap kemunculan Airbus A 340 dan Lockheed Martin MD 11, ukuran pesawat ini lebih kecil dari B 747-400 dengan kapasitas 295 kursi, varian yang terakhir adalah B 747-400 QLR (Quiet Long Range) dengan daya jelajah 14,870 km.
B 757
Dapat dikatakan bahwa pesawat ini lahir dari dua pilihan Boeing yang diajukan kepada para maskapai yaitu varian panjang dari B 727 yakni B 727-300 dan pilihan satunya adalah B 7N7 berupa pesawat dengan desain baru.
Permintaan para maskapai berdasarkan kondisi ekonomi dunia saat itu dengan harga minyak yang meroket, keadaan ini membuat maskapai membutuhkan pesawat untuk penerbangan internasional dengan konsumsi bahan bakar yang efisien.
Pada akhirnya para maskapai banyak yang lebih cenderung memilih B 7N7 yang kemudian membuat Boeing melanjutkan pengembangannya dan berakhir pada peluncuran pesawat ini dengan nama B 757 dengan generasi pertamanya yaitu B 757-200 dan sebagai model dasar dari keluarga Boeing B 757.
Mungkin ada yang bertanya, mengapa langsung ke varian -200 kemana varian -100 nya ?, pada awalnya memang pesawat B 7N7 akan tersedia dalam dua varsi yaitu versi pendek (B 7N7-100) dengan kapasitas 150 kursi dan versi standar (B 7N7-200) dengan kapasitas 290 kursi.
Akan tetapi desain sayap dan roda pendaratan pada model dasarnya (B 757-200) terlalu berat bagi versi pendeknya, akhirnya versi pendek ini tidak dilanjutkan namun peran mengangkut 150 pax kemudian dijalankan oleh B 737 pada generasi setelah Original.
B 767
Awalnya pesawat ini bernama B 7X7 yang rencananya merupakan pesawat berbadan lebar yang lebih ramping dari B 747, pengembangan pesawat ini sebenarnya lebih dulu dilakukan oleh Boeing dari B 7N7 (B 757) untuk menjawab A 300 nya Airbus.
Namun karena adanya penolakan proposal B 727-300 dari para maskapai yang lebih meminta Boeing untuk melanjutkan pengembangan B 7N7 maka kedua produksi pesawat baik B 7N7 dan B 7X7 dilakukan secara bersamaan.
Oleh karena itu terdapat beberapa kesamaan antara B 757 dan B 767 untuk menekan biaya, kesamaan terutama pada avioniknya yang pada akhirnya justru memudahkan para pilot maskapai terbang pada kedua pesawat ini tanpa pelatihan total dari awal.
B 777
Boeing merasa perlu mengisi gap antara B 767 dan B 747 baik dalam hal ukuran maupun kapasitas, selain itu juga perlu menyaingi pesawat Lockheed L-1011 Tristar dan McDonnel Douglas DC-10 yang pada tahun 1980 an sudah mendekati umur pensiun mereka, konsep awal B 777 adalah juga pesawat trijet.
McDonnel Douglas berencana akan mengeluarkan versi panjang DC-10 dengan MD-11 mereka, sedangkan di seberang samudera, Airbus sedang mempersiapkan A 330 dan A 340 mereka, maka Boeing merasa perlu hadir di pasar pesawat berbadan lebar bermesin dua.
Awalnya Boeing memberikan pilihan kepada maskapai pelanggan Boeing dengan B 767-X dengan kabin lebih lebar namun tidak mendapat sambutan positif, kemudian Boeing memutuskan untuk memulai dari awal dengan desain pesawat yang benar benar baru dan bukan varian dari pesawat mereka yang sudah ada.
B 787 Dreamliner
Pesawat ini lahir sebagai jawaban Boeing kepada para maskapai yang sebelumnya tidak berminat pada dua pilihan yang diajukan Boeing yakni B 747-X dan Boeing Sonic Cruiser yang bersayap delta serta mampu terbang dengan kecepatan hingga Mach 0.98 (nyaris melebihi kecepatan suara).
Para maskapai memiliki argumentasi bahwa biaya operasional lebih penting daripada kecepatan, penolakan ini kemudian ditindaklajuti oleh Boeing dengan desain pesawat bernama B 7E7 yang kini kenal dengan B 787.
B 797
Keluarga pesawat ini belum lahir namun beberapa kalangan menyebut akan diisi oleh produk Boeing selanjutnya yang masih dalam program bernama Boeing New Mid-Size Aircraft (Boeing NMA).
Mungkin ada yang bertanya, dimana keluarga B 717 kok lompat dari B 707 ke B 727 ? , ada juga yang mungkin bertanya mengapa semua pesawat jet penumpang Boeing diawali dan diakhiri dengan angka 7 ?.
Keluarga B 717 sebenarnya ada namun pemberian gelar B 717 sebelumnya telah dilakukan oleh Boeing ketika menyerahkan pesanan peaawat tanker KC-135 Stratotanker kepada USAF sehingga Boeing tidak memberi gelar keluarga B 717 kepada keluarga B 727 yang setelah itu diproduksi.
Kini keluarga B 717 diisi oleh pesawat MD 95 yang setelah Boeing menyaplok McDonnel Douglas pada tahun 1997 namanya diganti menjadi B 717.
Sedangkan penggunaan angka 7 adalah mengikuti sistem penomeran pada produksi semua produk Boeing sebagai berikut :
- 100 dahulu digunakan untuk merujuk model pesawat bersayap ganda mereka (bipane)
- 200 untuk merujuk pesawat bersayap tunggal
- 300 dan 400 untuk pesawat sipil konersil bermesin turboprop
- 500 untuk pesawat turbo-engine
- 600 untuk rudal dan roket