Kekesalan Boeing pada pesawat ini adalah ketika pihak Bombardier menawarkan pesawat ini ke salah satu maskapai terbesar di Amerika yaitu Delta Airlines dengan harga yang sangat dan sangat murah serta dalam jumlah cukup besar yaitu 75 unit pada tahun 2016.
Bombardier memang tidak ada salah, istilahnya 'it's business', akan tetapi pihak Boeing tetap pada kekesalannya terhadap pesawat ini.
Disisi lain, pihak Airbus justru melihat potensi pada pesawat ini sebagai pesawat jet regional dimana memang tidak banyak jenis pesawat untuk penerbangan regional yang bermesin jet, umumnya bermesin turboprop seperti ATR 42/72 Â dan Bombardier Q 300.
Pihak Airbus kemudian mengakusisi 50,01% saham program CSeries ini dari Bombardier dan mendirikan perusahaan joint venture bernama Airbus Canada Limited Partnership pada tahun 2016.
Program CSeries ini meliputi pesawat C-100 dan C-300 yang merupakan pesawat jet penumpang bermesin dua dengan lima deret kursi (5 abreast) yang dimulai oleh Bombardier sejak tahun 2004, keduanya kini menjadi A220-100 dan A220-300.
Jika dilihat dari sisi Airbus maupun Boeing, pesawat ini memang merupakan saingan dari keluarga pesawat mereka masing masing yaitu Airbus dengan A 320 nya dan Boeing dengan B 737 nya yang bersaing dengan Bombardier C-300.
Persaingan tepatnya pada varian Airbus A-318 dan Boeing B 737-500/600/700 yang merupakan varian dari dua kelurga pesawat pabrikan Airbus dan Boeing dengan kapasitas lebih sedikit dan jarak terbang lebih pendek dari model utamanya.