Pada rencana awal rute Jakarta Bandung sebagai tahap awal pembangunan rute nya dan rencana dimasa mendatang akan menghubungkan juga dengan Surabaya.
Di Jakarta perjalanan akan dimulai di stasiun Halim yang terletak di kelurahan Makassar sedangkan sebagai stasiun akhir di Bandung terletak di Tegalluar.
Tentu saja keberadaan kereta api cepat ini sudah melalui berbagai studi termasuk juga pada penerapan teknologi dan juga melihat jumlah pengguna transportasi darat antara Jakarta Bandung yang 'meningkat' sehingga memerlukan kendaraan yang lebih cepat dari yang sebelumnya serta dapat mengakomodasi jumlah penggunanya yang "tinggi" tersebut.
Selain itu pula jumlah permintaan kursi kereta api juga menjadi dasar dari pengadaan sebuah alat transportasi pastinya karena pada dasarnya  jumlah permintaan kursi dapat diartikan sebagai kebutuhan akan alat transportasi apapun moda transportasinya.
Kereta api dengan kapal laut memang merupakan kendaraan yang paling banyak dapat menampung penumpag dibandingkan  dengan jenis kendaraan di semua moda transportasi.
Sebagai ilustrasi saja, untuk mengangkut 500 orang membutuhkan kira kira 10 bis dengan masing masing berkapasitas 50 orang, jika dengan mobil pribadi dengan kapasitas 7 orang maka dibutuhkan sekitar 70 an mobil, sedangkan dengan kereta api dan kapal laut bisa dilakukan dengan hanya 1-2 rangkaian kereta api
Jika menghitung dengan pesawat bisa dengan 1-4 pesawat dengan melihat ukuran pesawat sehingga masih sedikit lebih banyak kendaraan yang.dibutuhkan daripada kereta api.
Kereta api cepat Jakarta Bandung tidak hanya akan dapat mengangkut lebih banyak penumpang.saja tapi juga memberikan fleksibilitas waktu melalui banyaknya frekwensi trip kereta dengan melihat waktu tempuhnya yang menurut berita hanya 36-46 menit dari Jakartan ke Bandung dan juga sebaliknya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa keberadaan kereta api cepat ini memang untuk mengakomodasi jumlah orang yang melakukan perjalanan di rute ini atau permintaan kursi kereta.
Sebagai gambaran mengenai permintaan tersebut kita dapat menggunakan perhitungan perhitungan dibawah ini.
Utlisasi dan Tingkat Keterisian
Pemanfaatan atau utilisaai kendaraan yang digunakan berhubungan dengan tingkat keterisian kendaraan pada setiap trip nya dan pada akhirnya mempengaruhi pendapatan per trip nya.
Sebagai ilustrasi nya seperti ini, misalnya utilisasi kereta api dalam sehari adalah minimum  5 jam, maka satu rangkaian  kereta bisa melakukan minimum 5 kali trip atau 10 kali jika pulang pergi untuk satu rangkaian  dalam satu hari operasi, sedangkan menurut di berita akan terdapat 11 rangkaian dengan 9 rangkaian yang aktif dan 2 rangkaian untuk back up.
Bila kita mengambil jumlah minimumnya dari 11 rangkaian yaitu 4 rangkaian dengan perinician 2 rangkaian berangkat dari Jakarta dan dua lainnya dari Bandung maka dalam sehari terdapat 5 x 4 = 20 kali trip atau 40 kali perjalanan pulang pergi, ini dengan tingkat utilisasi hanya 5 jam dalam 24 jam sehari.
Sehingga  bila pengoperasian kereta api cepat kelak akan dimulai jam 07.00 pagi dan menggunakan perhitungan utlisasi diatas yaitu 5 jama  maka kereta api hanya akan beroperasi hingga jam 12.00 siang dengan masing masing rangkaian melakukan 10 kali trip atau 20 kali pulang pergi dengan asumsi keberangkatan setiap jam nya.
Kemudian bila kita asumsikan tingkat keterisian per trip adalah 50% dengan kapasitas setiap rangkaian kereta adalah 50 orang saja maka dalam 5 jam operasional keempat rangkaian kereta yang beroperasi akan mengangkut 4x10x50= 2.000 orang untuk trip satu arah dan jika pulang pergi akan mengangkut 4,000 orang.
Perhitungan perhitungan diata menggunakan asumsi asumsi :