Tahun 2014 ini sudah memasuki bulan ketiga-nya dan bulan empat nanti akan dilangsungkan pesta demokrasi rakyat besar-besaran yang akan menentukan siapa dan kemana negeri ini akan dibawa. Saya selalu miris jika sudah menghadapi Pemilu. Memilih caleg rasanya "ketar-ketir" karena saya seringkali tidak mengenal orang-orang yang saya pilih dengan lebih baik. Kadang melihat poster-poster mereka saja saya jengah. Belum jadi anggota dewan saja sudah berani menggunakan anggaran/ dana gede-gedean untuk promosi, bagaimana kalau jadi? Mungkin sekarang menggunakan anggaran pribadi atau urunan atau hutang. Lantas jika sudah jadi apa mereka tidak mungkin merasa harus mengganti anggaran yang telah terpakai tersebut. Coba deh dipikir, dari mana mereka akan mengganti "modal" mereka sebelumnya? Siapa deh yang mau rugi, hayo? Wallohua'lam.
"Kembali ke AFTA. Well, sudah dipastikan AFTA akan bergantung pada politik negeri tercinta ini, pada keputusan para anggota dewan yang akan kita pilih di bulan empat nanti. Mereka para pembuat keputusanlah yang akan membentuk bagaimana pengaruh adanya AFTA di tahun 2015 pada ekonomi, sosial dan budaya kita. Maka semoga kita akan benar-benar mendapatkan dan memilih wakil rakyat yang amanah-sesuai dengan kompetensinya, juga senantiasa menjaga diri dan takut terhadap Tuhannya."