Abby Ellin, seorang penulis, sudah mendatangi dokter, ahli fitness, bahkan ibunya, untuk mencari tahu apakah berat badannya normal. Apa yang dia pelajari akan mengejutkan anda.
Aku benci timbangan. Hanya dengan melihatnya saja sudah membuat ku cemas. Itu mungkin karena aku banyak menghabiskan masa remaja ku untuk selalu mengawasi angka-angka pada timbangan, garis-garis kecil berwarna hitam itu telah mendikte mood ku untuk sepanjang hari.
Jika angkanya lebih rendah dari yang aku harapkan, hidup akan terasa menyenangkan, indah, dan hebat. Tapi jika angkanya menunjukkan lebih dari yang aku harapkan, meski cuma sedikit, aku segera merasa menderita, depresi, dan yakin bahwa aku telah mengalami obesitas.
Aku harus berjuang dengan 25 pound extra saat masih remaja. Aku sudah mendatangi Weight Watchers dan Diet Workshop, dan menghabiskan waktu selama 6 tahun untuk mengikuti fat camp, dimana kami para peserta camp yang tidak bahagia harus menimbang berat badan setiap minggu.
Untunglah, saat menginjak usia 20-an, karena berolahraga setiap hari dan stress setelah lulus sekolah, berat badan ku menjadi normal. Dan yang lebih penting lagi, aku merasa benar-benar terbebas dari kecanduan mengawasi timbangan, seperti yang banyak dialami oleh para wanita.
Dengan menghindari semua jenis mesin yang punya kemampuan untuk menimbang dan mengukur, berarti aku tidak perlu bermain seesaw scale game lagi.
Dan kemudian diawal tahun ini, diusia ke 37, aku menerbitkan sebuah buku, Teenage Waistland: A Former Fat Kid Weighs In on Living Large, Losing Weight, and How Parents Can (and Can't) Help.
Seperti yang tersirat dari judulnya, buku ini menceritakan pengalaman ku sebagai anak yang gendut, juga sebagai penyelidikan mengenai apa yang efektif dan tidak efektif untuk anak-anak lain yang kelebihan berat badan.
Aku banyak melakukan interview untuk mempromosikan buku ini, dan dalam setiap interview akan ditanya mengenai berat badan ku.
"Berat badan ku normal," aku mengatakannya dengan penuh keyakinan. "Aku tidak pernah menimbangnya, tapi aku merasa sangat sehat." Respon ini cukup efektif, sampai suatu ketika, salah seorang reporter menekanku dengan pertanyaan, "Jika anda tidak menimbang berat badan, bagaimana anda tahu bahwa anda sehat?"
"Karena pakian ku pas, aku berolahraga minimal 3 kali seminggu, dan angka pada timbangan itu tidak penting," jawab ku. Selain itu, para ahli diet umumnya setuju mengenai apa yang dimaksud dengan "berat badan sehat" itu.
Pada bulan April tahun lalu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengumumkan bahwa punya 10 - 15 pound berat badan extra itu bisa membantu membuat anda hidup lebih lama. Tapi sebulan kemudian mereka menarik kembali pernyataannya. Hmmm.. tidak heran jika kita semua merasa bingung.
Namun pertanyaan dari reporter tersebut membuat ku berpikir. Mungkin secara teknis aku tidaklah sesehat yang aku kira, menurut para profesional. Mungkin aku terlalu berat untuk ukuran tinggi badan ku, meski pakaian ku pas. Apakah jawabannya terdapat pada angka-angka di dalam timbangan?Aku kira tidak, tapi aku harus mencari tahu.
Teman-teman, keluarga, dan orang asing menilai: "Kamu terlihat sehat!"
"Tentu, berat badan mu sehat!" kata teman ku saat aku bertanya apakah menurutnya berat badan ku sehat. Aku mengenalnya semenjak kuliah, dan dia cenderung untuk jujur pada ku.
"Bagi ku kau terlihat sehat," kata Peter, mantan pacar ku.
Penjaga pintu: "Anda terlihat sangat sehat!"
Seorang pria di Laundromat setuju ("Perfecto!" katanya, setelah mengawasi ku dari atas hingga ke bawah), dan begitu juga dengan seorang wanita di deli. "Berat badan anda bagus, sehat," katanya. Dia tertawa lalu menggosokkan tangan ke tubuhnya yang gemuk. "Me, not so good."
Bahkan ibuku mengatakan aku "fit" (salah satu pujian tertinggi yang pernah diberikannya), dan kakak ku mengatakan, "Kau terlihat sehat." Gee, terima kasih teman-teman!
Seorang ahli jantung: "Secara teknis berat badan anda berlebih."
Aku merasa sangat puas (dan sehat) saat aku memasuki kantor Lori Mosca, M.D., direktur dari pencegahan penyakit jantung di New York-Presbyterian Hospital.
Dia mengawasi ku dari atas hingga ke bawah, layaknya seonggok daging, kemudian meminta ku untuk naik ke atas timbangan. Jantung ku berdebar....
"Tidak bisakah kita menggunakan perkiraan saja?" protest ku. Aku merasa seperti seorang siswi SMU yang akan menjalani ujian untuk mata pelajaran yang belum dipelajarinya. Dia menggelengkan kepalanya.
"Oke, tapi aku tidak mau tahu angkanya," kata ku, sambil melangkah ke kamar mandi untuk membuang cairan berlebih dari tubuh ku. Aku keluar dari kamar mandi, melangkah naik keatas tiimbangan sambil menutup mata ku rapat-rapat.
Aku mendengar dia mendekat dan aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Aku mengintip dan kemudian membuka mata ku: 138 pound. Hmm. Sebenarnya, lebih rendah dari apa yang aku kira mengingat saat ini adalah tengah hari dan aku sedang mendapat mensturasi, berarti mungkin berat badan ku yang sebenarnya sekitar 135 pound. Aku merasa puas.
Sayangnya, sang dokter berpendapat sebaliknya. "Itu terlalu tinggi," katanya, sambil mengambil meteran dari kantongnya dan melingkarkannya ke pinggang ku. "BMI anda adalah 25,1. Secara teknis, itu lebih dari 24,9, berarti berat badan anda berlebih. Tapi mari kita lihat ukuran lingkar pinggang anda, karena itu sangat penting. 29 inchi. Bagus."
Tekanan darah ku adalah 110/60. Aku mulai merasa tenang. Tapi kemudian Dr. Mosca melanjutkan dan menghancurkannya dengan mengukur kadar kolesterol ku yang selalu tinggi.
Total kadar kolesterol ku adalah 241, dan LDL ku adalah 145. Ini genetik, orang tua dan kakek ku punya kolesterol yang tinggi, jadi aku tidak pernah merasa risau. Tapi Dr. Mosca yang risau.
Dia menunjukkan segumpalan lemak seberat 5 pound yang ada diatas mejanya. "Jika anda tidak menghilangkan minimal satu atau dua dari lemak ini, maka nantinya anda beresiko untuk terkena penyakit jantung dan obesitas," katanya.
"Usia anda 37 tahun. Dan anda akan memasuki masa menopouse dalam beberapa tahun mendatang, dan pada masa tersebut wanita umumnya akan mengalami penambahan berat badan."
Itu terdengar menakutkan (tiga orang kakek ku meninggal karena kondisi yang berhubungan dengan jantung) namun aku tidak akan pernah membiarkan diri untuk mengalami obesitas. (Selain itu, kupikir: Menopause? Aku bahkan belum punya anak. Jadi tidak mungkin aku sudah dekat dengan menopause!)
Dia mengatakan berat badan ku berlebihan dan meminta ku untuk berolahraga 30 sampai 60 menit setiap hari, dan menghilangkan 5 pound dalam 6 - 7 bulan mendatang.
"Tunggu dulu," kata ku. Aku sudah menghabiskan seluruh hidup ku untuk mencoba mendapatkan berat badan ku saat ini, dan sekarang orang ini yang bahkan sama sekali tidak mengenal ku mengatakan bahwa berat badan ku berlebih?.
"Bagaimana jika kita berpapasan di jalan?" tanya ku. "Apa pendapat anda mengenai berat badan ku?"
Dia bahkan tidak menunggu untuk segera menjawab. "Berat badan anda berlebih, namun karena orang Amerika umumnya begitu, maka anda terlihat normal." Ouch.
Berapa tekanan darah anda seharusnya?
Kurang dari 120/80 itu optimal. 120/80 sampai 139 itu dianggap gejala awal dari hypertensi. 140/90 atau lebih dianggap hypertensi. Saat anda mengalami hypertensi, itu berarti jantung anda bekerja lebih keras untuk memompa darah. Seiring waktu, ini akan membahayakan tubuh anda.
Jadi, periksakan tekanan darah tinggi anda, berapapun usia anda saat ini. Menurunkan berat badan dan berolahraga bisa membantu menurunkan tekanan darah tinggi.
Seorang ahli nutrisi menjelaskan: "Yang penting itu bukan berat, tapi ukurannya."
Aku mengunjungi Heidi Mochari, R.D., seorang ahli nutrisi yang bekerja dengan Dr. Mosca. Aku langsung menyukai Heidi. Dia tidak jauh lebih ramah, dan kurang yakin bahwa aku akan segera mati, yang disebabkan lemak.
Aku mengatakan padanya bahwa menurut ku Dr. Mosca itu overreacting. "Berat badan ku normal!"
"Yang penting itu bukan berat badan, melainkan apakah anda sudah memenuhi target dari gaya hidup yang kita tahu berhubungan dengan pengurangan resiko dari penyakit jantung?" katanya, sambil membolak-balik catatan medis ku.
"Berat badan anda adalah tanda bahwa mungkin belum semuanya optimal. Kolesterol anda tinggi."
Aku meminta pendapat Heidi mengenai penampilan ku, apakah menurutnya aku terlalu gemuk, dan dia diam sejenak.
"Aku tidak mengukur orang menurut penampilannya," jawabnya dengan hati-hati, persis seperti seorang diplomat yang menghindar dari sebuah pertanyaan.
"Aku menggunakan ukuran. Anda beresiko penyakit jantung karena usia, tapi anda juga perlu mengawasi kolesterol." Dia menganjurkan ku untuk mengkonsumsi 25 gram serat per hari, menjauhi atau mengurangi lemak saturated dan trans fat, serta makanan yang sudah diproses. "Cobalah berolahraga sedikit lebih sering, dan catat semua yang anda makan," katanya.
Kolesterol itu diperhitungkan
Saat tubuh anda terlalu banyak menimbun zat lemak ini (baik yang berasal dari makanan maupun kecenderungan genetik) itu akan menyumbat arteri dan mengganggu aliran darah ke organ-organ vital, termasuk otak, jantung, dan liver.
Semua orang yang berusia lebih dari 20 tahun harus mengetahui kadar kolesterolnya. Kadar kolesterol yang normal itu adalah kurang dari 200. Low-density lipoproteins (LDL) seharusnya kurang dari 129; high-density lipoproteins (HDL) seharusnya kurang dari 60.
Mengapa ukurang pinggang itu penting?
Lemak extra yang tersimpan ditubuh bagian tengah akan menambahkan tekanan pada liver, jantung, dan pankreas, yang berhubungan penyakit jantung dan diabetes.
"Jangan merisaukan angka pada timbangan, persentase lemak tubuh itu lebih penting."
Keesokan harinya, aku mengunjungi Yoav Suprun, M.D., seorang ahli therapy fisik di EMH Physical Therapy, Manhattan. Dia meminta ku untuk naik ke atas timbangan.
Hari ini, berat ku adalah 137,5 pound dan ukurang pinggang 27. BMI ku masih tetap 25,1, namun Dr. Suprun lebih peduli dengan persentase lemak tubuh ku, yang dia analisa dengan cara meminta ku untuk naik ke atas timbangan yang mengukur persentase lemak tubuh. Angkanya menunjukkan 24 persen. Idealnya adalah 18,5 sampai 24,9.
"Menurut National Institutes of Health, anda berada dipenghujung batas normal," kata Dr. Suprun. "Tidak buruk, namun anda bisa lebih baik." Dia mengatakan aku sebaiknya menghilangkan 6 - 7 pound lemak tubuh.
Dia menganjurkan untuk melakukan aktivitas cardiovascular selama 45 sampai 60 menit, 5 kali seminggu, juga latihan angka beban 4 -5 kali seminggu selam 1 jam.
Sepertinya banyak waktu yang harus dihabiskan di gym, namun dia mengatakan aku bisa berlatih angkat bebas sambil bergerak sehingga bisa melatih jantung ku. "Angka pada timbangan mungkin meningkat, namun begitu juga dengan kekencangan otot," katanya.
"Berarti BMI ku mungkin juga akan meningkat, betul?" tanya ku. Dia mengangguk. "Tapi jangan risau mengenai angka pada timbangan. Orang seharusnya membeli timbangan yang bisa membaca persentase lemak. Sebab itu lebih penting."
Lemak tubuh atau BMI?
Semakin banyak lemak yang anda miliki, semakin tinggi resiko untuk mengembangkan penyakit jantung dan diabetes. Idealnya, persentasenya adalah 18,5 sampai 24,9 persen. Anda tidak perlu mendatangi ahli fitness untuk mengukurnya. Timbangan digital tersedia ditoko-toko, misalnya Target dan Bed Bath & Beyond untuk mengukur lemak tubuh.
Mengetahui BMI anda juga membantu. Angka ini mengidentifikasi kategori dari berat badan anda (normal, berlebih, atau obesitas) berdasarkan pada tinggi dan berat badan.
Namun BMI perlu digunakan dengan ukurang lain. Misalnya, jika BMI anda mengindikasikan berat badan anda berlebih, namun ukurang pinggang dan kolesterol normal, berarti penyakit yang berhubungan dengan berat badan sepertinya bukan masalah utama.
Sementara itu, BMI anda mungkin normal, namun jika lingkar pinggang dan kolesterol diatas normal, berarti anda perlu menurunkan berat badan dan berolahraga secara teratur.
Untuk menghitung BMI, ukur berat badan anda dalam pound, bagi dengan tinggi badan dalam inchi, kemudian kalikan dengan 703. BMI normal adalah: 18,5 sampai 24,9; berlebih: 25 sampai 29,9; obesitas: 30 atau lebih.
(Sumber: RedBookMag).