Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Bentuk Wujud Syukur, KKN Reguler Posko 47 UIN Walisongo Turut Serta dalam Merti Desa di Kragilan

17 Oktober 2022   17:41 Diperbarui: 17 Oktober 2022   17:42 160 0
Kab. Semarang - Pemuda Nguri Budaya Leluhur
Warga dusun Kragilan, Krajan dan Gumuk Rejo, Desa Regunung Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang gelar acara Merti Desa atau biasa disebut dengan Sedekah Bumi pada Kamis, (06/10/2022).
Merti desa merupakan sebuah tradisi turun temurun dari nenek moyang terdahulu yang dilaksanakan setiap tahun untuk memperingati hari panen raya pertanian, dalam rangka tasyakuran atas pemberian sang maha kuasa. Umumnya masyarakat akan berkumpul pada satu tempat dengan membawa makanan hasil bumi untuk dimakan bersama di iringi dengan tradisi lokal seperti wayang, ketoprak, sinden/campursari dan sebagainya.

Merti desa pada tahun ini diselenggarakan di Dusun Kragilan dimana Bapak Jupri selaku kepala dusun Kragilan menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan Merti Desa. Kegiatan yang dipusatkan di Dusun Kragilan tersebut turut dihadiri oleh Bapak Camat Tengaran, beberapa kepala desa yang ada di kecamatan Tengaran, Kapolres, Komandan Koramil dan perangkat desa Regunung.

"Kegiatan merti desa ini sebagai ungkapan rasa syukur atas segala karunia yang telah diberikan oleh Tuhan" ungkap Kepala Dusun Kragilan.

"Pada dasarnya merti desa itu sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan segala sesuatunya di muka bumi ini, merti desa adalah sedekah bumi yang isinya kita mengucapkan rasa syukur kepada Allah yang telah dilimpahkan kepada seluruh warga desa Regunung ini", Ungkap  Pak Jupri selaku kepala dusun Kragilan.

Warga nampak antusias menghadiri acara ini. Menurut bapak Dewanto Leksono Widagdo selaku camat Tengaran, "Kami mengapresiasi dengan digelarnya acara ini sebagai wujud kesatuan dan persatuan antar dusun yang ada di desa Regunung ini" ujarnya.

Mahasiswa KKN Reguler ke-79 Posko 47 UIN Walisongo Semarang ikut serta meramaikan acara Merti Desa tahun ini. Dimulai dari acara perdusun disebut dengan kendurenan yaitu doa bersama dan dilanjutkan makan bersama yang dilaksanakan pada pagi hari, yang dilanjutkan pagelaran wayang dan puncaknya pada malam hari dimulai dari pukul 20.00 WIB sampai selesai.

Pagelaran wayang tersebut merupakan kesenian wayang kulit Handoyo Laras yang berasal dari Wonosegoro, Boyolali. dengan Dalang Ki Hadi Sugino dan bintang tamu Gareng Pung. Wayang kulit yang ditampilkan kepada masyarakat menceritakan tentang syukur mendalam kapada tuhan yang melimpahkan rejeki melalui kisah tokoh dewi sri dan isu terkini seputar sosial masyarakat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun