Setelah melalui tahap observasi dan analisis serta Riset kebutuhan, para mahasiswa telah menjalankan berbagai aksi nyata, seperti pendampingan, Pendekatan serta pengabdian Sesuai hasil musyawarah di FGD kemaren terkait pertanian yang menjadi akar Permasalahan yaitu tentang kualitas tebu kurang bagus. Salah satu kegiatan utama adalah penerapan sistem irigasi tetes yang lebih hemat air dan penyuluhan perawatan tebu.
"Melalui tahap to actions, kami mencoba memberikan solusi langsung terhadap kendala yang dihadapi petani, seperti kurangnya efisiensi dalam penggunaan air dan mahalnya biaya pupuk," ungkap Syaidummajid, koordinator kelompok KKN.
Kini, mereka mulai merefleksikan dampak dari aksi yang dilakukan. Dalam sesi diskusi bersama masyarakat dan petani, mahasiswa mendengarkan tanggapan terkait keberhasilan program sekaligus mengevaluasi kekurangannya. "Refleksi ini penting agar program tidak hanya berhenti di sini, tetapi juga memberikan dampak berkelanjutan," tambah Majid.
Salah seorang petani, Pak Sunaryo, mengaku terbantu dengan program tersebut. "Dengan adanya mahasiswa kkn ini masyarakat senang dan bisa menemukan titik temu dalam seruan kualitas tebu kurang bagus dan kekurangan pupuk," ujarnya.
Tahap reflection juga menghasilkan rencana lanjutan, seperti mendirikan kelompok tani mandiri yang sepakat di namakan Kelompok Tani Sido Makmur yang akan di pimpin oleh pak Hendrik dan menjalin kerja sama dengan instansi terkait untuk pengembangan teknologi pertanian. Dengan keberlanjutan program ini, diharapkan desa mampu menjadi contoh penerapan pertanian modern berbasis pemberdayaan masyarakat.
Mahasiswa KKN UNISYA menunjukkan bahwa kontribusi mereka tidak hanya memberikan solusi sementara, tetapi juga memberikan edukasi yang mendorong kemandirian masyarakat dalam jangka panjang.
Pewarta: Tim mahasiswa KKN malasan Kulon
Editor: Ach. Hasyim Asyari