Kegiatan dimulai dengan sesi edukasi mengenai perbedaan sampah organik dan anorganik, serta dampaknya terhadap lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Peserta juga diajarkan pentingnya pemisahan sampah sejak dari rumah tangga sebagai langkah awal pengelolaan yang efektif. Dalam sesi berikutnya, peserta diperkenalkan dengan teknik pembuatan eco enzim dari limbah organik, seperti kulit buah dan sisa sayuran. Proses pembuatan eco enzim, yang melibatkan fermentasi dengan gula merah dan air selama tiga bulan, didemonstrasikan langsung oleh fasilitator. Produk ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai pembersih rumah tangga, pupuk cair, dan penjernih air.
Selain itu, masyarakat juga mendapatkan pelatihan pembuatan pupuk kompos dari sampah organik rumah tangga. Teknik pembuatan melibatkan bahan-bahan sederhana seperti daun kering, sampah dapur, dan aktivator mikroorganisme. Para peserta diberi pemahaman mengenai manfaat kompos untuk meningkatkan kesuburan tanah, khususnya di pekarangan rumah. Sesi berikutnya difokuskan pada pemanfaatan sampah plastik kresek untuk membuat tas daur ulang. Demonstrasi dilakukan dengan menunjukkan proses menjahit dan menganyam kantong plastik bekas menjadi tas bernilai ekonomis. Kegiatan ini juga disertai diskusi mengenai potensi pengembangan tas kresek sebagai usaha mikro.
Hasil dari kegiatan ini menunjukkan peningkatan kesadaran peserta tentang pentingnya pengelolaan sampah secara mandiri. Sebagai tindak lanjut, disepakati pembentukan kelompok kerja di tingkat RT yang akan mengelola sampah secara kolektif, dengan pendampingan dari fasilitator selama tiga bulan ke depan.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi diskusi dan penyusunan rencana implementasi di masing-masing lingkungan. Demikian berita acara ini dibuat untuk mendokumentasikan jalannya kegiatan dan harapannya semoga dengan adanya sosialisasi tersebut dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap sampah yang tersedia.