Kegiatan ini disambut baik oleh para petani di Desa Karanganyar. Mereka melihat potensi besar dari penggunaan limbah kotoran sapi dan limbah rumah tangga yang biasanya dibuang. Dengan bahan-bahan yang mudah didapat dan biaya yang minim, pembuatan pupuk organik cair ini dianggap sangat menguntungkan. Pak Kus, ketua gabungan kelompok tani, mengatakan ” membuat pupuk organik cair secara mandiri jauh lebih hemat daripada membeli di toko, di mana satu botol pupuk organik cair dijual dengan harga enam puluh ribu rupiah”Selain limbah rumah tangga, bahan tambahan yang diperlukan untuk membuat pupuk ini adalah EM4 dan mikroorganisme lokal yang mudah dijangkau. Proses pembuatan pupuk ini melibatkan langkah-langkah sederhana yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Dengan adanya kegiatan ini, para petani dan masyarakat di Desa Karanganyar diharapkan dapat terinspirasi untuk memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar mereka sehingga lebih bermanfaat dan tidak mengotori lingkungan.
Kegiatan ECOBRIKOM ini juga berfokus pada pengelolaan limbah kotoran sapi yang selama ini menjadi masalah utama di Desa Karanganyar. Limbah tersebut sering kali dibuang sembarangan di pinggir jalan, menyebabkan pencemaran lingkungan. Dengan adanya inisiatif ini, limbah kotoran sapi dapat diolah menjadi pupuk yang bermanfaat bagi pertanian, sekaligus mengurangi masalah lingkungan.Melalui kegiatan ECOBRIKOM, kelompok KKN UMD UNEJ 282 berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi Desa Karanganyar. Mereka berharap para petani dan masyarakat setempat dapat terus mempraktikkan pembuatan pupuk organik secara mandiri, sehingga tercipta pertanian yang lebih berkelanjutan dan lingkungan yang lebih bersih. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain untuk mengelola limbah dengan cara yang lebih efektif dan ramah lingkungan.