"Ini pertama kalinya kami mengikuti peringatan Maulid Nabi di Desa Besilam, Suasananya sangat khidmat dan berbeda dari yang pernah kami alami sebelumnya," ujar Alwi, Wakil ketua kelompok KKN 166.
Setelah tawasul, acara dilanjutkan dengan pembacaan Kitab Al-Barzanji, sebuah kitab yang berisi pujian dan riwayat Nabi Muhammad SAW, Tim Marhaban Besilam memimpin pembacaan dengan lantunan yang merdu, menciptakan suasana penuh kekhusyukan di dalam masjid.
"Pembacaan Al-Barzanji ini sudah menjadi tradisi di Desa Besilam sejak zaman Syekh Abdul Wahab Rokan, Kami terus melestarikan tradisi ini sebagai bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW," jelas Habib, salah satu tokoh masyarakat Desa Besilam.
Menariknya, peringatan Maulid Nabi di Desa Besilam tidak hanya dilaksanakan pada tanggal 12 Rabi'ul Awal, tetapi rutin diadakan setiap awal bulan Arab, Hal ini menunjukkan betapa kuatnya tradisi dan kecintaan masyarakat Besilam terhadap Nabi Muhammad SAW.
Acara berlangsung hingga pukul 10.00 WIB, diisi dengan pembacaan riwayat Nabi, shalawat, dan nasihat-nasihat agama dari Tuan Guru. Mahasiswa KKN 166 terlihat antusias menyimak setiap untaian kata yang disampaikan, sesekali mencatat poin-poin penting.
"Kami belajar banyak dari acara ini, tidak hanya tentang sejarah Nabi, tapi juga bagaimana meneladani akhlak beliau dalam kehidupan sehari-hari," tutur Fadli, salah satu anggota KKN 166.
Menjelang akhir acara, salah seorang Khalifah memimpin doa penutup, memohon keberkahan dan syafaat Nabi Muhammad SAW untuk seluruh jamaah dan umat Islam secara umum.
Usai acara, Tuan Guru mengundang seluruh jamaah, termasuk mahasiswa KKN 166, untuk menikmati jamuan di Madrasah, Menikmati Hidangan bersama menciptakan momen kebersamaan dan silaturahmi antar jamaah.
"Peringatan Maulid Nabi ini bukan sekadar ritual tahunan, tapi momen untuk menguatkan iman dan meneladani akhlak Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari,".
Keikutsertaan mahasiswa KKN 166 UIN Sumatera Utara dalam peringatan Maulid Nabi ini menjadi pengalaman berharga dalam memahami tradisi keagamaan masyarakat Desa Besilam, Mereka tidak hanya menjadi pengamat, tapi juga partisipan aktif dalam melestarikan tradisi yang telah berlangsung sejak zaman Syekh Abdul Wahab Rokan ini.