Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Reaksi Menonton Soekarno dn Permasalahan Apresiasi di Indonesia

6 Januari 2014   20:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:05 118 0
Selesai menonton film Soekarno beberapa hari yang lalu, tanpa sadar aku bertepuk tangan sangat kencang. Jujur, aku sungguh kagum dengan karya terbaru Hanung Bramantyo tersebut. Film Soekarno dibuat dengan tata produksi yang amat megah, sekelas film Hollywood.Adegan-adegan colossal, seperti adegan dimana Soekarno membuat pidato pertamanya dan ketika membacakan pledoi fenomenal Indonesia Menggugat sungguh luar biasa dan tidak terasa awkward sedikitpun. Kebanyakan adegan yang ditampilkan pun sudah sangat sesuai dengan biografi Soekarno yang ditulis oleh Cindy Adams, dengan sedikit penambahan detail yang mungkin kontroversial, tapi tetap menarik, film-wise.

(Sedikit catatan: jika Rachmawati mengeluhkan bahwa film Soekarno mereduksi history menjadi story dan terdapat adegan-adegan yang merupakan fantasi sutradara, ya memang itulah esensi dari film. Film memang harus mendramatisasi sesuatu yang kaku, seperti sejarah, agar dapat menarik minat penonton. Untuk melakukan itulah, maka fantasi sutradara akan dibutuhkan. Jika sebuah film dipaksakan harus mengikuti fakta sejarah secara akurat, maka film itu tidak akan ada bedanya dengan film dokumenter yang membosankan bagi sebagian orang, tidak termasuk saya haha.)
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun