Aku yang masih belum terlalu sadar saat itu langsung membuka mata dengan lebar, itu suara Aira. Aku bergegas menuju kamar mandi. Aku tidak bisa mempercayai apa yang kulihat, aku mengucek mata ku sekali lagi dan mencubit tanganku. Ini bukan mimpi, aku melihat Zara memegang pisau berlumuran darah dan terdapat dua orang tergeletak di lantai. Aku tidak begitu tahu siapa itu, tapi yang pasti satunya adalah Laila. Melihat zara yang menoleh ke arah kami, aku langsung menarik tangan Aira dan berlari. Aku terlalu takut untuk menoleh ke belakang, tapi aku bisa mendengar suara langkah kaki yang mengejar kami dari belakang. Tiba-tiba Aira tersandung batu dan terjatuh, kulihat Zara semakin dekat dengan kami. Aku panik dan membantu Aira untuk berdiri, namun telat Zara sudah berada di depan kami. Saat hendak menyerang kami dengan pisaunya, ada seorang penjaga datang dan menahan Zara. Penjaga itu menyuruh untuk mengambil senjata tajam tersebut, karena Zara memberontak. Aku mengambil pisau itu dengan daun yang aku temukan di dekatku. Scrett, aku berhasil mengambil pisau itu namun aku terkena pisau tersebut. Tanganku tersayat, aku langsung melempar pisau tersebut dan merintih kesakitan.
KEMBALI KE ARTIKEL