jatuh dari tangan bidadari
menggelapar laksana pengemis lapar
karena jiwa
biarlah tangga menuju surga itu terbuka
tapi aku tetap disini
menunggumu dipuncak nirwana
Kekasih
sebuah janji telah menjelma seperti ombak bermadu kabut
menggeliat di kaki langit
dan air matamu tumpah menggenangi bumi
perihnya khalbu
sakitnya teriakanmu
memisahkan ingatan kita pada cinta
dibatas kepedihan ini
kudengar kau menyebut namaku
sedang aku terpenjara di bukit rindu
dan kau
telah kembali pada cinta yang agung
inilah derita yang panjang
menyisakan debu
dan keheningan bermandi puisi duka
Wahai malam
hentikan tarian-tarian gelapmu yang merasuki mimpiku
pabila kusentuh wajah kekasih dengan ayat-ayat bisu
mengalirlah darah dari cawan sepi
karena jiwa
aku menunggumu
diantara tiang-tiang candi beratap senyummu