----------
Tit. Lea membaca pesan masuk di ponselnya. Dari Lucas.
“Hai Bro, ketemuan yuk. Aku lagi di Jakarta nih.”
“Boleh. Kapan, di mana, jam berapa?” Balasnya singkat sambil meneguk kopi setelah menghembuskan asap sigaretnya ke luar jendela.
Pertemuan di blog social akhirnya menjadi sebuah persahabatan, meningkat ke jenjang kopdar alias kopi darat. Padahal kopi sendiri sama saja, kopi ya kopi. Mana ada kopi darat, laut atau udara.
----------
Sudah satu jam Lea mondar mandir dari café di sudut mall tempat janji temu, ke mobilnya, balik lagi ke café, balik ke mobil lagi. Tapi tak dilihatnya lelaki berbaju biru seperti yang dijanjikan. Akhirnya diputuskannya untuk mengirim pesan.
“Kamu di mana Luc, aku dah satu jam nungguin kamu di toffee café nih.”
“Lah sama, aku juga dah satu jam duduk di café ini. Di sini ga ada cowok berbaju item. Kamu di mana?”
Lea berdiri dari mejanya, mencari lelaki berbaju biru. Pada saat yang sama Lucas, dengan kemeja hitam, juga berdiri menyapu ruangan café dengan matanya. Tak lama ditekannya sebuah nomor dari ponselnya. Sementara Lea duduk kembali, mengangkat ponselnya yang tiba-tiba berdering nyaring. Lucas.
“Ya, hallo Luc, kamu di mana?” Bertanya tanpa rasa bersalah.
“Ternyata kamu bukan lelaki?” Tanya Lucas, mematikan ponselnya, berdiri mematung di depan meja Lea, menatapnya tak berkedip.
----------
Hidup ini memang indah sobat, segala hal bisa saja terjadi.
----------
*Cerita iseng di sela rehat, mari, silahkan kopinya -^,^-