Aku letakkan tiap helai dari bulu sayapku
memahat begitu indah dan kuat, agar aman dari angin bertiup
lalu terbang ke semua penjuru bahkan kegelapan
mengumpulkan tiap tetesan airmata kehidupan
dari para burung bersayap patah dan terbuang.
Lalu kau datang dengan seribu janji tentang kebahagiaan
memajang sangkar emas di balik perangkap dan jeruji besi
kau meminta aku berdiam di sana untuk kau rajam perlahan
yang sebenarnya aku sudah mati di tanganmu
dan kau menyaksikan itu dengan tertawa gembira.
Tanpa kepuasan kau penggal sayapku
satu demi satu dan selesai sudah semua harapanku
yang telah kutata dan rapikan sedemikian rupa
tak ada arti yang kau inginkan tentang diriku
pada persimpangan jalan aku menatap antara kamu dan kehidupan.
Sekarang sudah patah semua sayapku olehmu
bukan hatiku yang telah kau patahkan tapi sayapku
aku katakan sayapku yang patah dan bukan hatiku
apa kau tahu, aku akan tak bersayap bila kau mau
aku akan menggelepar tanpa darah yang kau ingin lihat.
Namun kamu tak tahu, benar-benar tak akan pernah tahu
aku bisa terbang tanpa sayap, bagai sehelai kertas tertiup angin
aku akan terbang tinggi ke tempat yang tak terjangkau olehmu
dengan sayap-sayap yang telah kau patahkan dan kau kira telah patah
ketika Tuhan kirimkan seseorang untukku, dan melihat sayapku yang tersembunyi.
----- M H -----
Selamat berakhir pekan, mari ngopi...