Hatiku teriris pilu kala pikiranku melayang dan menarikku dengan kejam ke memori masa laluku 5 tahun silam. Disaat usia usiaku baru menginjak 17 tahun, aku mulai mengenal cinta, aku jatuh cinta untuk yang pertama kalinya kepada seorang pria yang berbeda usia lima tahun lebih tua dariku. Kami saling jatuh cinta tanpa pernah bertemu secara tatap muka. Mungkin kau akan bertanya-tanya bagaimana mungkin kami bisa saling mencintai tanpa pernah bertemu? Ya. Aku tahu, semua orang pasti beranggapan sama sepertimu, cinta kami memang cinta dunia maya.
Entah ini hanya perasaan sepihakku atau diapun merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan, tapi aku tak pernah menganggap bahwa cinta kami hanya sebatas cinta dunia maya. Aku sangat mencintainya, dan cinta ini nyata tidak semu. Aku korbankan semua untuknya. Bodoh? Semua orang berkata demikian. Tapi inilah aku, jika aku tidak benar-benar mencintainya, bagaimana mungkin aku bisa menjaga hubungan dengannya selama hampir dua tahun? Cukup lama memang untuk sebuah ukuran ‘long distance relationship’ apa lagi yang hanya terhubung dengan sebuah koneksi internet. Kau pasti bertanya lagi, bagaimana aku bisa melakukannya?
Baiklah, akan kuceritakan semuanya padamu.......
***
“Malam ini langit begitu indah, banyak sekali bintang-bintang yang berkilauan. Aku harap aku bisa mengambilnya satu dan akan kusimpan untuk kekasihku.”
Aku baru saja menulis sebaris kata-kata pada akun facebook-ku, malam ini langit memang benar-benar sangat indah dan aku ingin sekali menulis dan membagikannya. Ya. Semua ini memang berawal dari sebuah situs jejaring sosial bernama Facebook.
Sebuah angka 1 berwarna merah berukuran kecil muncul di sudut kiri atas layar monitorku, menandakan bahwa aku baru saja mendapatkan “1 Pemberitahuan”.
Aditya Tan mengomentari status anda.
“Itu untuku?” komentarnya dalam status yang aku posting beberapa menit lalu itu.
Astaga kenapa dia bisa tahu.
“Ah, itu untuk orang yang aku cintai :P” jawabku berusaha untuk tidak mencirikan bahwa orang yang aku maksud adalah dirinya.
“benarkah? Itu aku kan?”
Ya Tuhan, apa yang sedang dia pikirkan? Mungkinkah dia juga menyukaiku? Aku benar-benar kehabisan kata.
“Kenapa kau berpikiran begitu?” aku harap kata-kataku tidak terkesan bahwa aku menyukainya.
1 menit., 2 menit, dan 10 menit kemudian dia baru membalas komentar ku itu.
“Hahahahaha. Aku hanya bercanda, tak usah seserius itu :P”
Apa? Bercanda? Jadi selama ini dia hanya bercanda denganku? Keterlaulan!
“don’t ever played my feeling!” Itu balasanku atas komentar terakhirnya di statusku. Aku benar-benar ingin menangis. Bagaimana mungkin dia hanya bermain-main denganku. Apa cintaku bertepuk sebelah tangan? Kejam sekali.
***
Pelajaran terakhir hari ini sudah berakhir dan bel sekolah sudah berbunyi sejak 5 menit lalu, hanya tersisa aku dan Ana yang masih berkemas untuk pulang.
“Dyla, kau baik-baik saja? Kau terlihat pucat.” Ana menghampiriku.
“Tidak, aku baik-baik saja kok. Aku hanya lelah,” Jawabku sambil memasukan beberapa buku di meja belajar kedalam tas ranselku. “Aku pulang duluan ya, sampai jumpa.”
Ana menatapku heren karena tak biasanya aku seperti itu. “baiklah hati-hati ya!”
“uhm..” jawabku sambil tersenyum dan melambaikan tangan.
Aku merebahkan tubuhku diatas kasur beberapa saat setelah aku mengganti seragam sekolahku dengan t-shirt dan celana jeans. Seperti biasa, aku langsung mengambil laptop yang kuletakan di samping tempat tidurku, aku ketikan www.facebook.com di address bar pada web browser, ini memang sudah menjadi rutinitasku belakangan ini.
Ada sebuah tanda merah bertuliskan angka 1 di kolom “Pesan”. Ternyata dari dia,
Kudo Conan :
“Kau marah padaku ya”
Aku berfikir sejenak dan mulai mengetikan kalimat di atas keyboard ku.
Dylana Jasmine :
“Tidak.”
Aditya Tan :
“Ayolah. Aku tahu kau marah soal semalam.”
Cepat sekali dia membalas pesanku, rupanya dia sedang online.
Dylana Jasmine :
“Kalau kau tahu aku marah lalu kenapa kau lakukan itu?”
Aditya Tan :
“Lakukakan apa?”
Dylana Jasmine :
“Kumohon jangan pernah permainkan perasaaanku. Karena itu sangat menyakitkan.”
Aditya Tan :
“Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk mempermainkan perasaanmu. Aku mencintaimu, tapi kupikir kau tidak.”
Apa?
Aditya mencintaiku? Aku pasti sedang bermimpi!
Dylana Jasmine :
“Aku tak suka dipermainkan, apalagi dibohongi!”
Aditya Tan :
“Aku serius.”
Dylana Jasmine :
“Sungguh?”
Aditya Tan :
“Ya. Aku mencintaimu.”
Dylana Jasmine :
“Aku juga mencintaimu ”
Aditya Tan :
“Terima kasih. Berarti yang harus kau lakukan sekarang adalah mengambil bintang dan menyimpannya satu untukku, karena aku adalah cintamu ”
Aku tersenyum sendiri di depan layar monitorku. Begitu bahagianya awal kisah cinta kami, aku tak menyangka ternyata selama ini Aditya juga mencintaiku. Terima kasih Tuhan, telah memberikan awal yang baik bagi kami. Tapi ini sangat berbanding terbalik dengan apa yang akan terjadi beberapa bulan setelah ini. Oh Tuhan.