Hustle culture, atau budaya kerja keras tanpa henti telah menjadi fenomena yang mendominasi banyak sektor kehidupan masyarakat modern terutama di kalangan generasi muda. Istilah ini mengacu pada gaya hidup yang sangat mengutamakan produktivitas, posisi kesuksesan sering diukur dengan seberapa banyak waktu yang dihabiskan untuk bekerja dan berusaha. Dalam hal ini, istirahat atau waktu luang sering dianggap sebagai hal yang kurang produktif bahkan dianggap sebagai kelemahan. Namun, di balik kerja keras tersebut terdapat dampak negatif yang tidak bisa diabaikan terutama terkait dengan kesehatan mental individu. Melalui perspektif sosiologi kesehatan, artikel ini akan mengkaji bagaimana
hustle culture berdampak pada kesehatan mental serta bagaimana tekanan sosial yang ditimbulkan dapat merusak kesejahteraan psikologis seseorang.
KEMBALI KE ARTIKEL