"Sadar, kamu siapa? Sok nolak Abimanyu segala!" dari no. 0887.xxxx.xxxx.
   "Sok kecakepan! Kayak Abimanyu serius saja sama kamu!" dari 08138457....
   "Bagus deh, Lo sadar diri! Cewek kuker begitu, enggak cocok sama Abi!!!!" dari 0856.87xx.xxxx. Pesan ini masih ditambah dengan emoticon muka merah padam alias marah.
   "Kuker? Apa enaknya kue kering?" gumam Andara sambil geleng-geleng kepala.
    "Sembarangan, enak gila! Apalagi kue nastar buatan Mak Yang! Selai nanasnya mantap, kulitnya lembut, lumer di mulut!" Celetuk Danasti nggak nyambung. Si penggemar kue kering itu protes sambil menjilat lidah. Wajahnya seratus persen berharap, kue kering buatan neneknya itu ada di depan matanya.
   "Bego Lo, kuker itu bukan kue kering, tapi kurus kering!" bentak Mega sengit. Danasti pura-pura kaget, mata sipitnya melebar, mulutnya mengatup menahan tawa. Tanpa diberitahu pun, Danasti tahu apa yang dimaksud tulisan-tulisan tidak bertanggung jawab itu. Andara tertawa melihat tingkah kedua sahabatnya. Mega yang menjadi serius, Danasti yang pura-pura bego. Dua sahabat dengan kepribadian yang benar-benar kontras.
    "Lo juga, Ra! Kenapa mesti ditolak, sih? Abimanyu ganteng, pinter, baik lagi. Kalau gue yang ditembak, enggak bakal gue tolak!" serang Mega, yang disambut gelak oleh Andara.