[caption id="attachment_160244" align="aligncenter" width="640" caption="admin/ilustrasi/shutterstock"][/caption] Sepertinya sudah menjadi kebiasaan, ya? Tiap akan berganti tahun, banyak orang yang membuat resolusi, yang menurut Goenawan Mohamad di
tweet-nya pagi ini padanan yang pas dalam Bahasa Indonesianya adalah tekad, kecuali untuk layar laptop atau televisi. Resolusi itu sendiri memang pas dipadankan dengan tekad, dengan resolusi seseorang yang menyatakan resolusi tersebut bertekad untuk melakukan ha-hal yang ditekadkannya. Sejauh ingatan, setiap tahun akan berganti, termasuk kali ini karena hari ini merupakan hari terakhir di tahun 2011, saya tak pernah membuat resolusi. Semuanya seperti sebuah aliran sungai menuju muara, sesuatu yang mesti datang dan pergi, mengapa pula harus ditandai dengan resolusi. Namun demikian, tentu banyak dari anda yang membuat resolusi. Setidaknya menurut anda sekadar tekad adalah penting, pelaksanaannya itu soal yang lain. Untuk itu saya akan mencoba berbagi dengan anda beberapa resolusi yang mungkin tidak perlu anda ucapkan atau tuliskan bahkan laksanakan. Tentunya resolusi ini bukan saya yang membuatnya. Teman maya saya yang sangat baik,
Tom "MySpace" Anderson, memberikan beberapa hal tentang resolusi yang pada dasarnya merupakan elemen penting dalam kehidupan.
1. Speak Less, Reflect More Betapa mudahnya berbicara, demikian yang sering saya dengar. Ada lagi yang mengatakan, "Lidah Tak Bertulang".  Coba bayangkan kalau lidah bertulang, apa anda bisa berbicara? Demikianlah, saya sering lebih banyak suka omong, banyak omongan, ngomong ngalor-ngidul, membual dan banyak lagi. Mungkin karena sedemikian mudahnya berbicara, kadang hal yang tidak saya ketahui sering saya bicarakan sehingga  terperosok menjadi sok tahu, sok kenal segala segala sesuatu. Nah ini kesempatan bagi saya dan kita semua untuk berbicara lebih sedikit, dan meresapi hal-hal yang dibicarakan lebih banyak. Dengan makin banyak berefleksi, tentu kita bisa lebih memahami apa yang kita bicarakan. Refleksi penting bukan hanya mampu menunjukkan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan, namun tidak diketahui orang, tetapi juga menjadikan kita lebih wisdom.
2. Worry Less, Love More Apa yang tidak kita khawatirkan di dunia ini? Gaji, uang di saku yang semakin menipis, kehidupan yang tidak beranjak ke arah yang lebih baik, pacar yang minta dinikahi, anak yang sakit, dan banyak lainnya. Bahkan mungkin kita khawatir di tahun depan kiamat benar-benar terjadi. Kita khawatir jika suatu saat kita tak mampu lagi melakukan apa-apa. Kita khawatir dipecat dari pekerjaan, kita khawatirkan apa saja, bahkan posisi  klasmen liga Inggris.
Worries aren’t serving anyone nor anything. Worries are expression of the Ego losing control.
KEMBALI KE ARTIKEL