[caption id="attachment_111259" align="aligncenter" width="655" caption="Ilustrasi, sumber:
http://2.bp.blogspot.com"][/caption] Air laut yang jumlahnya sangat berlimpah di muka bumi memiliki kegunaan baru di tangan Google. Pada musim gugur tahun ini, Google akan mulai menggunakan air laut sebagai alat untuk mendinginkan data center mereka. Menurut gigaom.com, Google berencana untuk melayani lalu lintas  dari data center pertama di dunia dengan  air laut  sebagai alat untuk mendinginkan data center tersebut pada musim gugur tahun ini. Perwakilan Google, Joe Kava berencana untuk membahas inovasi efisiensi pusat data Google  pada Data Center Efficiency Summit di Zurich, Swiss akhir bulam Mei 2011 ini. Data Center yang didinginkan dengan air laut merupakan inovasi baru bahkan untuk Google sendiri yang telah menjadi pelopor banyak teknologi seperti pemanfaatan energi surya dan energi angin serta menjual energi ini ke pasar konsumen. Untuk mewujudkan inovasi ini, Google membeli sebuah bekas pabrik kertas di Finlandia di tahun 2009 yang lalu. Gedung bekas pabrik kertas ini di bawahnya dibuat terowongan sepanjang seperempat mil. Terowongan ini digunakan untuk mengalirkan air laut ke dalam bangunan untuk mendinginkan Data Center. Sebenarnya pendinginan dengan air laut bukanlah hal baru, bahkan pabrik kertas dan banyak industri lain menggunakan air laut, namun sampai saat ini belum ada data center yang didinginkan dengan cara ini sehingga  Google merupakan perusahaan pertama yang melakukannya. Pendinginan dengan air laut ini menggunakan sistem penyaringan yang rumit (kompleks) untuk menyaring air laut yang benar-benar kotor. Semua alat terbuat dari titanium yang tidak mudah mengalami korosi akibat air laut yang asin. Namun demikian, korosi akan tetap terjadi sehingga sewaktu-waktu perlu dibersihkan tanpa harus melakukan offline data center. Hal ini merupakan sesuatu yang sulit dimana pembersihan sistem dilakukan, namun data center dapat terus melayani traffic, sesuatu yang tidak biasa, bahkan pembangkit energi tenaga nuklir perlu dimatikan terlebih dahulu untuk kemudian dibersihkan. Jantung sistem pendinginan dengan air laut ini adalah heat transfer units. Air laut dipompa ke dalam sistem transfer panas untuk mendinginkan data center, air laut itu kemudian didinginkan sedikit sebelum dipompa kembali ke laut. Google menginginkan suhu air laut yang dipompa kembali ke laut harus sama dengan air laut yang sebelumnya dipompa untuk mendinginkan data center untuk mengurangi kerusakan ekosistem di sekitar laut. Google juga melakukan pemodelan termal ekstensif untuk mempelajari pasang surut, kehidupan tanaman, dan musim selama periode 30-tahun dari daerah pesisir sekitarnya, dan informasi ini digunakan untuk menentukan di mana air harus masuk dan keluar dari sistem sehingga  memiliki sedikit mungkin dampak lingkungan. Walaupun sistem pendinginan ini tampaknya sangat bagus, Google tidak menyarankan dipakai untuk semua data center karena ini merupakan sesuatu yang spesifik, agak jarang ditemukan dan sulit untuk menciptakan kembali di lokasi lain. Saat ini data center yang didinginkan dengan air laut di Finlandia tersebut masih dalam tahap pengujian dan belum melayani tragfic Google. Google sendiri belum menghitung efisiensi sistem ini. Menurut Google, PUE (Â
Power Usage Effectiveness) mungkin berada dalam
range 1,1 dan 1,2 dan itu sudah merupakan angka yang baik. Google juga akan memperkenalkan dua data center yang  lain yang juga hemat energi di Eropa,  satu di Irlandia dan satu di Belgia. Kedua data center ini  tidak menggunakan pendingin biasa, tetapi digunakan udara luar dan pendinginan dengan penguapan. Hal yang menarik bagi kita adalah Google terus-menerus melakukan inovasi untuk data center mereka. Sebagaimana diketahui, data center merupakan salah satu penyebab pemanasan globa sehingga harus diperlakukan berbeda agar akibatnya dapat dikurangi. Dengan memakai energi surya dan energi angin Google telah mengurangi secara signifikan pemakaian bahan bakar fosil, kemudian dengan menggunakan air laut dan pendinginan penguapan, Google kembali menurunkan jumlah bahan bakar fosil yang digunakan untuk mendinginkan data center mereka. Sebuah usaha yang sangat baik demi keselamatan bumi tentunya. Inovasi Google ini kembali meninggalkan pesaingnya seperti Apple Inc. yang sebagian besar data center mereka menggunakan batu bara. Dalam catatan Greenpeace sendiri, Google termasuk perusahaan yang sangat berkomitmen terhadap
green energy, sedangkan Apple Inc. merupakan perusahaan yang paling jelek posisinya karena masih menggunakan batu bara untuk sebagian besar data center mereka. Selamat Google!
KEMBALI KE ARTIKEL