Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Ini LGD, Bukan FGD!

7 Januari 2015   02:02 Diperbarui: 4 April 2017   17:57 6720 0

(Baca dulu: PROLOG http://edukasi.kompasiana.com/2015/01/06/ini-lgd-bukan-fgd-prolog-695262.html)

Sebelumnya, saya membaca berbagai artikel tentang pengalaman FGD dan tips-tipsnya. Jangan menyela pembicaraan orang lain. Jangan terlalu mendominasi. Jangan berambisi menonjolkan diri, karena yang terpenting adalah kesimpulan kelompok. Hal-hal seperti itu sudah saya khatamkan. Eh, eh. Jadwal FGD-nya terlambat sekitar satu jam. Saya mengamati para kompetitor saya. Ada yang supel banget, ada yang sibuk dengan gadgetnya, ada yang melamun sendirian. Saya? Saya nonton drama Korea Cunning Single Lady di tab. Hehehe. Akhirnya, kelompok 6 dipanggil masuk ke ruang 4. Ada delapan kursi melingkar, dan tiap orang telah ditentukan posisinya. Di tiap kursi telah disediakan satu lembar soal dan satu lembar jawaban. Ada satu orang yang tidak hadir di kelompok saya.

Mbak Penjaga memberi instruksi. Katanya ini LGD (Leaderless Group Discussion). Tidak ada pemimpin. Semua orang punya hak yang sama untuk ngomong. Ada tugas individu dan kelompok. Lima menit pertama, kami diminta mengerjakan soal secara individu. Soalnya tentang membuat skala prioritas dari barang-barang begitu. Setelah itu, kami dipersilakan mendiskusikannya secara kelompok, selama 25 menit. Jadi ntar kelihatan perbandingan skala prioritas individu dan kelompok. Btw, diskusi berlangsung menggunakan bahasa Inggris. Well, kemampuan speaking saya memang kurang diasah.

Sekarang, saya akan menceritakan ulang jalannya diskusi.

Hal pertama yang harus ditekankan adalah: INI LGD, BUKAN FGD. Mungkin keduanya sebenarnya sama (saya tidak tahu), tapi sangat BERBEDA! Lupakan semua tips yang saya tulis di atas tadi, karena itu sama sekali nggak berguna!!!!!

Mari kita mulai dengan posisi duduk.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun