Sekali lagi, jangan terlalu serius di negeri ini. Bila anda sedang tersandung masalah di jalan, ah gampang, selalu sediakan uang di dompet dan terapkan jabat tangan persahabatan , tentu pak petugas akan cukup menegur anda, “lain kali jangan diulangi lagi yah!”, sembari memasukkan tangan kanannya ke kantongnya.
Punya hutang banyak? Ah, jangan terlalu serius menanggapinya, hutang di negeri ini harus dalam jumlah banyak sekalian, jangan sak crit, sak crut ataupun sak imprit imprit, karena nggak perlu serius untuk menghadapinya, cukup endapkan dulu uangnya, ambil santannnya kemudian bilang ke Negara, “ah aku nggak punya uang, tapi aku akan bayar semuanya, dicil yah dan saya jamin itu.. saya jamin akan nggak saya bawa lari!”… pastilah anda akan disambut dengan karpet merah di istana.
Punya masalah dan akhirnya secara apes masuk penjara? Trus gimana? Ahaaaaa… jangan terlalu serius menanggapinya. Toh walaupun kena 15 tahun, nanti akan jadi duapertiganya, bahkan bisa separuhnya plus bisa jalan jalan malam, tergantung approach kita lah agar menjadi layak mendapatkan remisi, berkelakuan baik, itu kuncinya .
Tiap hari tivi menayangkan kejahatan, sinetron dan lain lain yang membuat anda pusing? Aaaaah, sekali lagi, jangan terlalu serius kisanak menghadapinya, Jakarta masih amaaan, masih nyaman dan seaman anda ketika mencoba naik angkot omprengan tengah malam dari pasar minggu ke depok, yang penting jgn lupa, bawa semprotan mrica disakumu, buat jaga jaga bila ditanya teman, bahwa kamu juga bisa berlagak metropolitan, punya senjata rahasia.
Serius dengan berita reshuffle kabinet? Ah jangan temanku,santai saja. Toh nantinya seperti yang sudah sudah, yang kita alami sebelumnya, nggak perlu serius, toh akan seperti yang kita duga, terkecuali anda sebagaipengurus salah satu partai yang tentunya akan serius karena bisa saja kehilangan cashflow bila ada anggota anda kena reshuffle. Anda harus cepat cepat menyuruh akuntan anda untuk merevisi revenue tahun ini, tentunya.
Sttttt, ternyata ilmu “jangan terlalu serius” ini sudah banyak dipakai lohdi negeri ini, mulai pejabat penting sampai orang biasa seperti saya. Bila melihat rakyat yang kelaparan, aaahhh jangan terlalu serius menanggapinya, karena toh itung itungan di statistic yang menjadi kitab suci kita menunjukkan data yang terus menurun, begitu katanya.
Banyak oarng mlarat yang sakit dah ndak bisa berobat karena nggak mampu berobat dan bayar obat, takut sakitnya tambah parah setelah melihat tagihanobat dan rumah sakit? Jangan terlalu serius mendengarnya, toh di negeri ini orang orang juga nggak serius banget dengan berita berita seperti ini. Banyak berita lain yang lebih heboh… toh penyakit cepet lupa sudah mewabah dimana mana. Jangan terlalu serius, orang Indonesia nggak seperti negeri negeri lain yang manja, yang dijamin kesehatannnya, ada jaminan sosial, ada jaminan pendidikan dan lain lain, disini oranya lebih nrimo dan percaya pada kekuatan Tuhan, dan tentunya tak serius terhadap sakitnya juga.
Dan terakhir, pesan saya, jangan terlalu serius membaca cerita ini, toh nantinya akan ada gossip lain yang lebih heboh, toh kita terlalu banyak cerita, berita dan bahkan bencana yang terlalu banyak untuk bisa diingat tanpa melupakannya.
Why you so serious??
gambar diambil dari sini