Malam yang dingin, sepi, dan hanya ada suara ketikan dari jariku yang bertemu dengan tombol - tombol keyboard laptop. Dalam sebuah kamar yang berukuran tidak terlalu besar, ada satu buah kasur, meja belajar serta kursi yang sedang kupakai dan satu kursi lainnya yang kusimpan tepat didepan pintu kamar. "Jegleg...tok.. tok.. tok.." ada yang ingin membuka pintu kamarku namun terkunci lalu mengetok pintu, lalu terdengar suara ibuku yang berkata "Gus, buka pintunya, makan malam dulu". "Enggak bu, nanti aja, agus belum laper" jawabku. Lalu aku melanjutkan ketikanku. Tapi, beberapa saat kemudian, aku merasa tidak tenang dan tidak enak hati, kemudian aku beranjak dari kursi tempatku duduk dan berjalan mendekati pintu. Lalu aku membenahi posisi kursi yang aku simpan tepat di depan pintu tadi, kursi itu ku pakai untuk menghalangi atau mengganjal pintu. Tak berhenti sampai disitu, aku juga menahan bagian bawah pintu dengan kayu kecil yang bisa masuk ke sela - sela bawah pintu untuk menambah ganjalan pada pintu. Dan karena ujung kasurku berada di dekat pintu, maka sekalian saja aku geser sedikit kasurku agar pintu kamarku semakin terhalangi. Setelah itu aku melanjutkan kembali ketikanku yang sempat ditinggal beberapa saat.
KEMBALI KE ARTIKEL