Aksi nyinyir-nyinyir terhadap satu tokoh politik tertentu sepertinya sudah terlalu mainstream. Apalagi jika dihamparkan dengan sarkastis. Artinya ketika kita sudah benar-benar meninggalkan hiruk pikuk kampanye pilpres, maka berakhirlah semua. Namun banyak pula yang masih berlagak kritis, dengan bertindak bengis, atau anarkis. Mereka pikir itu hal yang keren, tapi tidak, itu malah membuatnya kelihatan datang dari awal peradaban. Bar-bar, primitif.
Hal ini terjadi pada Jonru di fanpagenya. Kemarin dia memposting foto yang menurut saya sangat sarkastis dan jauh dari kesan edukatif. Di sana ada gambar editan yang berdasar gambar mentah Pak Presiden, memakai pakaian polisi dengan nama di saku baju: Budi Widodo. Caption yang dibikin Jonru adalah "Ternyata Kapolri yang baru adalah Budi Widodo :)"
Saya memang pendukung Prabowo dan KMP. Setidaknya dulu, jadi saya masih bisa melegalkan kritik Jonru. Tapi tidak sampai dia saya nilai kelewatan. Bagaimanapun pilpres dan masa kampanye sudah usai, sang presiden sudah dipilih. Kritis boleh saja, tapi harus ditahan, bagaimana membuat itu semua menjadi elok dan indah. Tidak perlu memakai cara murahan seperti itu.
Saya sangat kecewa dengan Jonru, dan dari komentar yang ada, banyak pula yang mengkritisi Jonru. Dan sekarang saya tidak ragu mengkritisinya.
Jonru berhasil membangun branding image akan dirinya. Di sana dia juga berhasil "jualan". Dia seharusnya berterima kasih pada kami semua, bahkan pada yang menghinakannya, pada media. Masih ingat dengan seorang mahasiswa dan politisi yang dinilai menghinanya? Dengan mengatakan kalau menJONRU berarti memfitnah. Sekarang apa yang Jonru lakukan dengan MenJONRU. Wahau saudara-saudara sebangsa dan seTanah Air! Dia membuatnya jadi kaos! Lihat yang berikut! Hahahaa!
Katanya sih yang dinilai memfitnahnya itu sudah dipolisikan. Nggak tahu deh gimana selanjutnya.
Saat masa kampanye saya sebagai pemilih pemula memang cenderung ikut-ikutan tapi bukan berarti tanpa idealisme. Memang sempat pula menyetujui atau bersetuju dengan gambar-gambar meme berbau kritis yang sebenarnya sih tidak elok. Dan ketika saya menemuinya sekarang, ketika sang presiden sudah ditetapkan, muncul suatu kesan di diri saya. Yaitu rasa muak. Saya hanya ingin bilang kalau saya mulai muak dengan aksi kritik yang berbau anarkis atau hinaan. Apalagi terhadap seseorang yang nyata-nyatanya sudah jadi presiden. Memang di era SBY hal demikian (gambar editan dan sebagainya) gampang ditemui. Namun itu pun diedarkan secara samar, maksudnya kita tidak tahu siapa yang mengedarkan pertama kali. Mungkin hanya nemu di google image begitu saja. Bagaimana dengan Jonru yang memposting sesuatu seperti tanpa pikir-pikir itu?
Baiklah saudara-saudara! Saya memang bukan siapa-siapa. Hanya salah satu pengguna jagat maya. Tapi dengan lantang saya bicara sekarang, saya putuskan kalau saya meng-unfollow Mister Jonru. Silahkan saja dia bersenang-senang dengan penggemarnya itu. Bukankah setiap orang berhak berpendapat? Saran saya, jadilah masyarakat yang mampu mengkritik dengan elok dan tahu batas!
Sekian. Wassalam!
Foto dari fanpage Jonru