Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Buku tentang Kematian

13 Januari 2014   21:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:51 94 2

Ada komik stensilan tapi full color tentang neraka yang sangat menakutkan buat saya ketika anak-anak puluhan tahun silam.Komik itu sampai sekarang masih ada, biasanya dijual di toko buku kecil atau pedagang kaki lima yang menjual buku-buku dakwah dan Al Qur’an.

Sewaktu anak-anak saya tidak percaya bahwa neraka itu seperti yang digambarkan dalam komik. Tuhan kok macam begitu, saya tidak percaya, begitulah sikap keras kepala saya yang tanpa dasar. Hidup itu keras, jadi orang baik itu susah. Kebanyakan manusia itu tidak baik. Mati kok ya masuk neraka seperti begitu.

Apakah kita akan percaya bahwa hidup berakhir sesudah kematian dan manusia pun pun selesai dengan menjadi humus? Atau kita lebih memilih percaya adanya kehidupan baru sesudah kematian.

Tentu saja saya sudah pernah membaca buku agama tentang apa itu kematian. Muslim tentunya percaya bahwa alam barzah (alam kubur) adalah kemana kita pergi sesudah kematian: apakah jurusannya ke neraka atau syurga tergantung amal ibadah kita semasa hidup. Sedangkan orang Hindu dan Budha percaya kita akan lahir kembalisesudah mati (reinkarnasi).Muslim juga percaya bahwa alam barzah itu sementara sampai tiba hari kiamat. Konon katanya hari kiamat pun sementara, sampai alam semesta ini musnah dan Sang Pencipta menggantinya dengan yang lain.

Wallahualam.

***

Saya ingin membaca buku tentang kematian yang sifatnya praktis tapi bukan berarti kehilangan makna atau bobot tentang kematian bagi manusia menurut agama. Praktis, bukan artinya bagaimana mengurus jenasah atau sejenis itu. Praktis itu artinya dapat diterpkan dalam situasi saya atau situasi keseharian kita.

Buku yang ingin saya baca adalah tentang bagaimana seseorang dapat mendampingi orang lain yang menghadapi kematian agar kematiannya itu baik. Indah.Khusnul khatimah. Saya ingin tahu bagaimana saya harus mempunyai perasaan terhadap kematian, untuk bisa bersikap dengan benar/baik terhadap ibu saya yang sudah lansia (78 tahun). Sebagai lansia, ibu saya menjadi banyak memikirkan kematian seiring dengan bertambahnya usia dan seringnya menghadapi kematian orang-orang yang dikenalnya seperti keluarga, tetangga dan teman-teman pengajiannya.

Meskipun namanya umur siapa sih yang tahu. Mungkin saja yang muda mendahului yang tua seperti yang terjadi dengan uwak saya,ternyata anaknya sakit dan meninggal lebih dulu dari ibunya yang sudah hampir 80 tahun.

Berikut ini catatan membaca sekedar untuk berbagi.

****

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun