Eh, ternyata yang mangkir hadir bukan Mahfud MD tapi Hatta Rajasa. Prabowo harus sendirian menyatakan pengunduran dirinya dari ajang Pilpres karena pasangannya itu tidak datang. Alasan pengunduran diri pun secara tertulis muncul dalam status fesbuknya yang segera mendapatkan komentar' riuh dari pendukungnya. Seolah itu tindakan yang benar dan terpuji.
Kemanakah gerangan Hatta Rajasa? Mahfud MD menghindar ketika ditanya wartawan kemana Hatta Rajasa kok tidak nampak. Juga menghindar ketika ditanya wartawan maksud dari pengunduran diri Prabowo. Barangkali baginya lebih baik segera menyelesaikan mandatnya sebagai Ketua Timses. Sumber beritanya di sini.
Ketua DPP PAN -Bima Aria- menyampaikan bahwa Hatta Rajasa akan menyampaikan sikap atas hasil KPU sore ini. Tapi karena hasil KPU dundur sampai malam, berarti penyampaian oleh Hatta Rajasa juga diundur setelahnya. Menurut Bima, berbeda dengan Prabowo yang telah menolak, Hatta Rajasa akan menerima hasil KPU. Sumber beritanya di sini. Hal ini kan tidak mengherankan karena PAN sudah diwakili oleh Hanafi Rais mengucapkan selamat atas kemenangan Jokowi-JK pada hari Minggu 20 Juli. Kemudian disusul oleh adiknya -Hanum Rais- yang mengucapkan selamat pada hari Senin, 21 Juli 214. Sumber beritanya di sini. Selain itu rumor bahwa Amien Rais mengirim sms atau pesan kepada petinggi PAN untuk bersedia mengaku kalah sudah beredar beberapa hari lalu sebagai pertanda atau sinyal dari sikap PAN yang akan diambil pada tanggal 22 Juli.
Jelas Hatta Rajasa pun -sebagai cawapres yang diusung PAN- akan mengambil sikap mendukung hasil KPU ketimbang sepakat dengan Prabowo untuk mengundurkan diri dari Pilpres alias tidak menerima hasil KPU.
Duet capres dan cawapres No.1. ini berpisah di penghujung jalan. Prabowo sendirian lagi. Sudah sulit sejak awal mendapat pasangan, ditinggalkan lagi. Sedih ya.
Kita tunggu pengumuman KPU dan juga kemunculan Hatta Rajasa malam ini.
Sudah waktunya mengakhiri pertikaian dan kubu-kubuan karena Pilpres 2014 ini harus berakhir dengan kemenangan rakyat Indonesia. Saya masih ingat teori Negara yang saya pelajari saat kuliah dulu, salah satu yang mencirikan kedaulatan sebuah Negara adalah terselenggaranya Pemilu yang jujur dan adil secara baik. Kegagalan Pemilu di sebuah Negara -batal atau gagal- menunjukkan bahwa Negara itu tidak berdaulat, karena menunjukkan Negara itu lemah dan tidak punya kekuasaan yang legitimate lagi.
Kalau Prabowo seorang Negarawan, pastinya tidak akan berusaha menggagalkan pemilu ini karena kalah. Kedaulatan Negara dan nama baik Indonesia di mata Internasional sangat penting kita jaga.
Saya fikir, sebagai guru besar politik Amien Rais tetap tidak mau sembarangan membatalkan Pemilu dan ngotot menggugat pemilu ulang. Saya dulu pernah mendapat kuliah dari Amien rais lho, sewaktu beliau masih jadi akademisi, belum terjun ke politik.
Mahfud MD hadir untuk menyerahkan mandat, Hatta Rajasa mangkir entah dimana. Prabowo mulai ditinggalkan.