Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Hujan Bulan Cinta, Tuan

19 Februari 2014   05:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:41 33 1
Hujan masih berteriak diluar sana

Mengumpulkan rindu yang berserakan pada sudut ruang hati

Menyela diantaranya deru angin, menghembuskan kembali kenangan yang berdebu

Duh Tuan,

Ingat sekali diri ini tentang kelingking yang mengikat,

Dibawah hujan bulan cinta

berlomba menjadi yang paling setia

Pun jarak setelahnya tidak kita risaukan, Tuan

Angkuh sekali, kepada hujan bulan cinta kita menunjukan buncahan rasa

Kita berlindung dibawah rimbun pohon

Tertawa bersama seperti tidak mengenal kata sedih

Tersenyum lalu tertawa lagi, dunia memang milik kita kala itu

Lalu jaket biru dongker kesayangan tuan diberikan kepadaku

Aku ingin berteriak "aku menyayangimu" sangat kencang

biar kalah hujan yang semakin semangat turun!

Air hujan yang turun masih sama, Tuan

Aku masih bisa merasakan hangat kenangan yang telah lalu

Harum tanah yang menyeruak masih sama,

bersaksi bahwa kita memang pernah saling mengasihi

Pun hembus angin yang mengusik masih terasa berbisik,

suaramu, suaraku, suara kita

Namun waktu berputar

Tentu Tuan tahu hati bisa berubah

Apalah arti kelingking yang mengikat? Apalah arti kenangan yang istimewa?

Hujan bulan cinta aku hadapi sendiri kini.

Dalam, aku menyesap kenangan yang berlalu

Kosong, Lihat Tuan? Bisa tuan dengar?

Hujan kali ini hanya merengkuh kekecewaan yang mendalam

Tidak lagi bahagia,

Hanya rindu, tanpa balas

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun