lalu kenapa aku repot-repot berusaha
mengurangi kesenangan pribadi,
melihat mereka yang menderita dan mencoba peduli.
Kalau kesetaraan tak selalu diperjuangkan
oleh kebanyakan orang yang hanya bisa mengeluh.
Lalu kenapa aku harus menunggu dan menyemangati diri sendiri
bahwa mereka dan aku akan menyambungkan benang merah.
Kalau tak pernah sedetik pun manusia secara serentak melihat dengan hati nurani,
lalu kenapa aku harus terus berdoa
meminta dan meminta ketentraman jiwa,
memohon dan memohon kedamaian dunia.
Kalau alam semesta itu netral,
lalu kenapa manusia mencoba mengisinya dengan sifat-sifat.
Kata dan persepsi yang dibangun oleh mereka sendiri.
Bukankah seharusnya kita berdiam diri ?
Mendengar alam mengatakan dengan desiran angin,
melihat keindahan langit dengan mata tertutup,
menyentuh jiwa tanpa menempelkan tubuh,
memuji tanpa berkata tetapi hanya menatap.
Haruskah manusia menjadi makhluk hidup yang statis?
Tak punya keinginan untuk tahu,
hanya diam dan bersatu dengan alam semesta.