Mengapa kamu goyah ketika engkau tetap tersenyum dikala
makhluk-makhluk berdosa lainnya menatapmu penuh
praduga?
Mengapa kamu goyah ketika engkau bertopang dagu saat
makhluk-makhluk berdosa lainnya sibuk dengan artefak
tak berjiwa?
Mengapa kamu goyah ketika engkau menelan tempe untuk
masa depan dikala makhluk-makhluk berdosa lainnya
menyantap steak untuk reputasi?
Mengapa kamu goyah ketika engkau tertawa terbahak-bahak
bersama seekor anjing saat makhluk-makhluk berdosa lainnya
menertawakan kekurangan orang lain?
Mengapa kamu goyah ketika engkau berjalan kaki dikala makhluk-
makhluk berdosa lainnya menunggangi mesin beroda hasil
jerih payah orangtua mereka?
Mengapa kamu goyah ketika engkau menilai ide saat makhluk-
makhluk berdosa lainnya menatap liukan tubuh dengan penuh
birahi?
Mengapa kamu goyah ketika engkau mengeluarkan kata-kata tak
bernoda dikala makhluk-makhluk berdosa lainnya
mempercantik lidah mereka?
Mimpiku dan kamu sama. Tak aneh-aneh.