Baru seminggu yang lalu saya menyadari ada yang berbeda di pertigaan dekat terminal bus Maospati. Di atas tugu di bundaran pertigaan itu bertengger dengan manisnya empat kamera cctv. oh ho.... untuk apakah gerangan? Kalau untuk tilang otomatis, ga mungkinlah karena di kanan kiri lampu merah tidak ada box seperti yang ada di Jakarta yang mendeteksi pengendara motor yang menerobos lampu merah. Perkiraan saya, cctv ini digunakan untuk memantau arus lalu lintas dari arah madiun ke jogja atau sebaliknya serta arah madiun magetan dan sebaliknya. Ada empat kamera yaitu menghadap timur, barat, utara dan satu menghadap ke pintu masuk terminal bus. Di sebelah selatan bundaran ada pos jaga polisi. Maka bisa dipastikan di sinilah dvr berada. Pertigaan ini memang rawan pelanggaran. Jika sudah lepas ashar, maka banyak pengendara sepeda motor yang jarang memakai helm. Terkadang dari arah utara, jika lampu menyala merah, para pengendara langsung belok kiri masuk ke pasar produk unggulan (PPU) karena di sini ada jalan tembus. Jika polisi di seberang melihatnya, biasanya pengendara bandel ini langsung dicegat di ujung jalan tembus. Karena memang tidak ada petunjuk belok kiri langsung jalan. Sejauh ini, polisi yang ada di situ sepertinya maklum saja jika ada pengendara bersliweran tanpa mengenakan helm. Tetapi terkadang pengendara nakal ini juga ditindak. Tetapi jika sudah lewat maghrib biasanya tidak dihiraukan.
KEMBALI KE ARTIKEL