Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Nenek Tua Penjual Gethuk dan Pengamen Modis

21 November 2010   02:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:26 346 6

Walau langkahnya ringan tetapi kelihatan sekali kalau tertatih dan lemah. Tetapi hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk mengais rejeki yang halal tanpa mengemis. Meraup rejeki rupiah per rupiah dari hasil berjualan Gethuk Ketela di sawah-sawah di dekat tempat tinggal saya ataupun terkadang lebih jauh lagi. Padahal jarak rumahnya sampai rumah saya saja hampir 2 kilometer, apalagi kalau sampai ke sawah-sawah yang lebih ke utara lagi. Bisa dibayangkan berapa jauhnya.  Apalagi beban di punggungnya. Mungkin karena sudah tidak begitu kuat lagi maka bakul yang ada di punggungnya tidak telihat penuh. Mungkin memang sengaja dia tidak memenuhi bakulnya untuk mengurangi beban punggungnya. Terkadang bakul yang disandangnya tertutup plastik untuk menghindari hujan ataupun debu.

Harga sebungkus gethuk ketela hanyalah Rp500,- Untuk masa sekarang, uang Rp500,- dianggap recehan bagi sebagian orang. Tapi baginya sangat luar biasa artinya.

Terus apa hubungannya dengan Pengamen Modis?

Pagi ini saat menikmati kopi, tiba-tiba ada suara dari luar rumah. Suara yang melantunkan lagu dangdut seadanya ditemani iringan kecrekan pasti menarik perhatian. Seperti biasa, maaf, saya tidak berminat. Mungkin karena kasihan, adik saya memberikan kepingan Rp500,- kepadanya. Saya tertegun. Gampang sekali dia mengumpulkan uang. Saya lalu keluar rumah, melihatnya mampir juga ke rumah tetangga. Dia mendapatkan lembaran ribuan. Dengan badan yang masih segar bugar tanpa cela dengan pakaian yang modis terasa menyesak di hati melihatnya mengamen. Sangat kontradiktif dengan si nenek tua penjual gethuk yang tadi pagi juga mampir ke rumah saya menawarkan dagangannya.

Jika melihat sosok nenek tua tadi, orang pasti heran. Betapa tidak, di usianya yang renta dia masih mau bekerja demi bertahan hidup. Tidak hanya sekedar menengadahkan tangan mengharapkan belas kasihan orang lain tetapi dia bermodal. Dengan membuat gethuk dia sudah mengeluarkan uang untuk membeli bahan baku. Sesuatu yang perlu dicontoh oleh generasi sekarang. Contoh sederhana dari seorang nenek renta. Bahwa kita harus berjuang menghadapi hidup ini.

Hidup. Ya, hidup. Bagi sebagian orang khususnya bagi nenek tua penjual gethuk tadi, hidup harus dihadapi. Harus dinikmati. Harus disyukuri. Harus diperjuangkan. Seperti perjuangannya mengumpulkan keping demi keping uang limaratusan dari tangan-tangan yang mencintai gethuknya. Untuk menyambung hidupnya.

#catatan kecil di awal hari sambil menikmati secangkir kopi, 21112010#

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun