Lebih baik tidak usah punya handphone kata seorang teman mungkin saat ini ada benarnya.
Saya sering menerima pasien dari teman-teman kantor yang mengeluh pulsanya selalu berkurang dua sampai empat ribu rupiah setiap harinya karena ulah anak-anaknya. Untuk yang berlangganan pasca bayar, biasanya tagihan handphone jadi membengkak.
Semuanya hampir sama, tertipu pesan yang dikirimkan oleh operator. Dengan nama pengirim dari operator yang bersangkutan, ini semacam penipuan yang tersamar.
Teman-teman biasanya menjadi korban karena handphone juga dipegang anak mereka. Anak-anak tentu saja tidak memahami kalau semuanya itu menjengkelkan. Ada pesan anda memenangkan hadiah, tolong tekan *XXY*Z# lalu panggil. Si anak langsung menekan deretan angka dan kode yang dimaksud dan dari situlah sebenarnya berawal.
Bahkan ada yang sama sekali kita tidak registrasi tetapi tiba-tiba pulsa sudah tersedot dan sms yang diterima menyatakan kalau kita sudah berlangganan konten tertentu. Parahnya lagi, nama pengirim berubah menjadi nama operator. Aneh.
Negara kita jelas-jelas memerangi perjudian. Penipuan. Pencurian. Pelaku Mama Minta Pulsa sudah ditangkap. Tapi bagaimana dengan Operator Perampok Pulsa?
Apakah karena mendapatkan ijin dari Kementrian Sosial jadi perjudian ini menjadi legal?
Apakah karena ditayangkan di tivi akhirnya tidak ikut diperangi?
Padahal ini jelas-jelas penipuan. Yang pasti mengganggu kenyamanan kita sebagai konsumen dari operator seluler yang bersangkutan.
Coba kita hitung, jika saya tiap hari ada 1% saja dari total pengguna telepon seluler terjebak dalam sms yang dikirim operator ini, berapa uang yang berhasil dikeruk? Saya malas menghitungnya. Yang pasti banyak.
Saya jadi teringat di tivi ada iklan, tekan reg spasi nama artis kirim ke bla bla bla bla, anak teman saya yang ngefans sama si artis langsung melakukan hal yang diperintahkan oleh si presenter yang memang menawan hati. Atau kirim reg spasi bla bla bla kirim ke bla bla bla, maka anda akan mendapatkan game gratis, wallpaper gratis, lagu gratis, ring back tone gratis dan masih banyak lagi. Bahkan dengan iming-iming hadiah Blackberry.
Walah..... Saya harus jadi tukang nyetop konten di kantor. Jadi saya harus ingat benar, kalau operator A harus begitu cara nyetopnya, kalau operator B harus begini.
Mudah-mudahan Pemerintah segera bertindak. Khususnya Pak Tifatul Sembiring. Pak, ini perjudian, penipuan, pencurian. Sama berbahayanya dengan konten porno kan, Pak?
23012011