Aku sudah membayangkan. Bisa Muay Thai. Belajar di dekat rumah. Sejak posternya ditempel. Di tiang listrik pojokan gang.
Saat sengkarut konflik domestik memuncak, aku malah lupa. Putri sulungku gemas. Diam-diam, ia rutin berlatih. Sehabis pulang sekolah.
Aku tidak tahu. Jika tahu, tentu aku tak mengizinkan. Aku cemas. Bisa fatal. Ia tahu. Mungkin karena itu, ia melakukannya diam-diam.
Suatu malam, tendangannya memakan korban. Nyawa lelaki beraroma alkohol itu terenggut.
Ia memelukku. "Ibu tak layak bertahun-tahun di-KDRT ayah," ujarnya.