Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Hilangnya Kebiasaan Anak Membaca Menjelang Tidur

15 September 2013   15:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:51 149 0
Meskipun tidak terlalu mengejutkan, hati ini tetap saja merasa miris saat membaca informasi di Mirror.co.uk belum lama berselang. Laporan yang ditulis Euan Stretch itu mengungkap betapa 'dongeng sebelum tidur' tidak lagi populer.

Melalui artikel bertajuk "Sad ending for bedtime stories as third of parents NEVER pick up book with their children" terungkap bahwa kebiasaan anak membaca atau dibacakan cerita oleh orangtuanya menjelang tidur, kian ditinggalkan.

Pada polling yang ditujukan kepada ayah dan ibu dengan anak di bawah usia tujuh tahun, didapatkan informasi bahwa sebanyak 36% responden memgakui bahwa mereka tidak pernah membacakan cerita kepada anak-anak mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh Littlewoods ini memberi kita informasi bahwa dari antara orangtua yang masih memelihara kebiasaan ini, hanya terdapat 21% yang masih melakukannya secara rutin setiap malam.

Yang paling miris barangkali adalah data bahwa seperempat juta anak (4%) bahkan tidak memiliki buku sendiri. Ini hasil yang kontras apabila dibandingkan dengan kenyataan bahwa 91% di antara para responden punya kebiasaan membaca ketika mereka masih berusia dini.

Rata-rata anak-anak masih membaca sebanyak tiga kali seminggu sebelum tidur, tapi sebanyak 47% anak lebih suka menghabiskan waktunya menjelang tidur dengan menonton TV, asyik dengan mainannya, atau main game komputer.

Atas kenyataan ini, 13% orangtua menyalahkan waktu yang kurang bagi mereka dan 9% memberi alasan bahwa mereka sudah terlalu stres untuk melakukannya.

Bagaimana kondisi di negara kita? Tampaknya akan lebih buruk atau setidaknya tidak lebih baik dari hasil polling ini, mengingat membaca bukanlah kebiasaan yang populer. Tentu amat disayangkan, mengingat membaca atau membacakan cerita menjelang anak tidur merupakan saah satu pintu masuk paling efektif untuk mengajarkan budi pekerja.

Tapi ya, kita menghadapi pertanyaan yang paling mendasar, apakah memang pelajaran budi pekerja masih dihargai di sini?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun