Gerimis mengaduk-ngaduk asmara. Karena sebayaku satu-persatu sudah menanggalkan masa lajangnya. Arungi bahtera bersama orang tercinta.
Tapi aku disini masih setia menunggumu. Meski kabarmu hilang entah kemana. Aku masih yakin dengan ucapmu kala itu. Ya, di penghujung malam tahun baru, kau berjanji sembari melukiskan cinta di hatiku.
Satu persatu kumbang datang menghampiri, menyapaku yang layu di makan sunyi. Namu ku tak bergeming, meski sang pangeran yang datang. Karena aku masih setia dengan janjimu.
Hari berganti makin berlalu. Kabar keberadaanmu kian tak terdengar olehku. Inikah jawaban janjimu malam itu. Menyisakan resah dan galau dihatiku.
O, pangeranku ..datang dan hadirlah diujung penantianku, sudah lama aku menanggung rindu dan malu.