Coba kita cermati saja, sebuah kata, hanya karena beda huruf saja ketika dituliskan bisa berkonotasi lain, bahkan jauh . Semisal kata penjah(a)t dengan penjah(i)t. Pengec(u)t dengan pengec(a)t. Penc(u)ri dengan penc(a)ri. Pem(i)kul dengan pem(u)kul. Dan masih banyak contoh lainnya.
Hanya beda satu huruf saja sudah beda maknanya. Inilah pentingnya ketelitian dalam sebuah tulisan. Belum lagi ketika menuliskan huruf Arab (baca: Hijaiyah) ke dalam tulisan Indonesia, banyak kita jumpai kekeliruan, seperti penulisan khusnul khotimah, atau husnul khotimah. Yang betul Sholeh, Solekh atau Solih? Dholim atau Dzolim?
Ketelitian dalam menulis tidak hanya teliti huruf, tetapi juga harus teliti dan tepat memilih diksi. Karena aktivitas menulis tak ubahnya menuliskan suatu bahasa. Dimana bahasa merupakan rangkaian dari kata-kata atau diksi.