Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Kebangkitan Nasional Melawan Korupsi

20 Mei 2010   06:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:06 248 0

Sampai hari ini Mei 2010, hari yang kita peringati sebagaihari Kebangkitan Nasional sudah102 tahun berlalu. Tanggal 20 Mei 1908 Boedi Oetomo (sesuai ejaan Soewandi) sebagai organisasi kepemudaan lahir untuk melakukan perubahan dan perlawanan terhadap penindasan dari bangsa penjajah Belanda. Bagaimana sekarang ?. Apa yang dapat kita petiik dari peringatan ini? Apakah kini kita sudah bebas dari penjajahan dan penindasan? Perlukah peringatan ini kita jadikan momentum untuk memperjuangkan sesuatu?.

Pada saat Boedi Oetomo lahir, kondisi bangsa ini sudah terjajah oleh Belanda lebih dari 300 tahun dan semua sektor kehidupan sudah berada dalam cengkeraman bangsa penjajah. Dan kita sebagai bangsa sudah tidak mempunyai hak dan wewenang untuk menentukan dan memperjuangkan nasib sendiri, karena semua hak dan wewenang kita sudah dirampas oleh penjajah. Maka lahirnya Boedi Oetomo bisa dijadikan tonggak lahirnya pergerakan-pergerakan kebangkitan nasional lainnya untuk melawan penajajah. Dan akhirnya perjuangan tersebut berhasil dengan ditandai diikrarkannya kemerdekaan bangsa ini .

Bagaimana relevansi Hari Kebangkitan Nasional dengan kondisi bangsa saat ini? Persoalan yang masih menjadi tantangan kita di era sekarang adalah masih tingginya angka kemiskinan, angka buta aksara, dan angka pengangguran. Dan ini semua diperparah oleh tingginya angka korupsi dan membudayanya korupsi, serta tingginya kasus mafia hukumyang kesemua itu semakin hari semakin memprihatinkan. Dan bahkan kita semua terbelalak dengan adanya pengungkapan kasus-kasus korupsi dan kasus-kasus mafia hukum yang ada, walau secara sadar kita sudah tahu bahwa budaya korupsi sudah merajalela di semua sektor kehidupan dan mafia hukumpun sudah menjadi hal yang lumrah.

Bahkan yang lebih tragis lagipelaku dari korupsi tersebut adalah ternyata juga dilakukan oleh para pegawai negeri sipil golongan bawah namun bisa mengeruk keuntungan pribadi bermilyar-milyar, di samping itu para pejabat publik yang setiap hari numpang “narsis” di TV dan aparat penegak hukum serta bahkan para wakil – wakil rakyat yang duduk di kursi terhormat parlemen atau DPR / DPRD ikut terlibat di dalamnya. Jadi lengkap sudah penyebaran pelaku korupsi ini dari pegawai golongan bawah hingga pejabat tinggi, dari pejabat publik hingga wakil rakyat di parlemen bahkan para aparat penegak hukumpun terlibat di dalamnya.

Sudah begitu banyak anggota DPR yang dijebloskan ke penjara dan sebagian masih dalam taraf penyelidikan atau penyidikan dan ditenggarai menerima suap. Di samping itu di kalangan aparat penegak hukum dengan terungkapnyakasus “Markus Pajak”Gayus Tambunan menunjukkan bahwa semua tingkatan penegak hukum ternyata sering-sering “main” dengan wewenang yang diembannya. Mulai dari pihak polisi terlibat, jaksa sang penuntut juga terlibat, bahkan hakim dan penasehat hukum pun ikut-ikut bermain mata mempermainkan hukum demi kucuran rupiah dari yang berperkara.

Di departemen – departemenkita disuguhi tontonan korupsi yang maha dahsyat, dimulai terkuaknya kasus korupsi di Ditjen Pajak. Kasus Gayus Tambunan yang mengungkap korupsi Rp 25 Milyar, kemudian disusulterkuaknya penyelewengan pajak di Surabaya yang melibatkan uang panas yang tidak tanggung-tanggung sekitar Rp 300 Milyar. Belum lagi kalau kita tengok korupsi yang mencuat tahun lalu di Ditjen Bea Cukai yang melibatkan banyak oknum di Ditjen Bea Cukai.

Bagaimana dengan kasus korupsi di daerah? Kaus korupsi di daerah juga sangat marak terjadi. Kita bisa saksikan berapa banyak Gubernur yang berurusan dengan KPK karena kasus korupsi, juga berapa banyak mantan-mantan gubernur yang sudah masuk dalam penjara gara-gara mengemplang uang rakyat.

Kalau Kepala Daerah Tingkat II yang dijebloskan ke penjara ataupun mantan-mantan penguasa daerah Kabupaten / Kota sudah tak terhitung jumlahnya. Belum lagi kasus-kasus korupsi berjamaah di anatara para anggota DPRD baik itu tingkat Propinsi ataupun tingkat Kabupaten.

Dari semua gambaran di atas sudah nyata bahwa kasus – kasus korupsidan mafia hukum yang muncul kepermukaan tersebut hanyalah merupakan fenomena puncak – puncak gunung es. Yang tak terlihat dipermukaan sangat banyak sekali tindakan korupsidan mafia hukum yang terus terjadi setiap bulan, setiap minggu, setiap hari dan bahakan setiap jam terjadi di bumi pertiwi tercinta ini.

Dengan kondisi kasus-kasus korupsi dan kasus-kasus mafia hukum yang bisa dikatakan dilakukan secara masif ini, maka sudah waktunya kita proklamirkan perang melawan itu semua, perang melawan korupsi dan perang melawanmafia hukum.

Dengan mengambil monemtum Hari Kebangkitan Nasional sebagai penyemangat atau pencambuk untuk memproklamiskan perang melawan korupsi dan perang melawan mafia hukum, kita juga harus mulai itu semua dari diri kita sendiri, kemudian keluarga kita, lingkungan kita bekerja dan lingkungan tempat tinggal kita. Akhirnya kalau sebagian besar warga negara melakukan itu secara bersama-sama dan konsisten tentunya perang melawan korupsi dan perang melawan mafia hukum ini akan berhasil.

Tawaran Solusi Kreatif

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun