Dalam banyak peristiwa politisi memanfaatkan aspek kedua dari retorika yaitu  persuasif. Keterampilan ini digunakan untuk mempengaruhi tidak hanya masyarakat umum tetapi juga media. Pidato persuasif oleh politisi bertujuan untuk mendorong pendengar untuk mengambil tindakan tertentu.
Pidato-pidato ini sering mengandung pesan dan ajakan yang bertujuan untuk membentuk opini dan perilaku. Seni persuasif sangat penting dalam wacana politik karena bertujuan untuk mempengaruhi konstituen dan kemungkinan mengubah keyakinan yang sudah mapan.
Misalnya, seorang politisi mungkin menggunakan bahasa persuasif untuk menjanjikan penurunan harga pangan atau menawarkan pendidikan dan layanan kesehatan gratis sebagai imbalan dukungan elektoral.
Pada intinya, retorika politik berfungsi sebagai alat bagi politisi untuk membentuk citra publik mereka, mengartikulasikan visi mereka, dan mempengaruhi opini publik.