30 Desember 2009, sembab muka para pecintanya teramat jelas di penglihatan. Tawa mereka yang terbiasa mendengarkan humor penuh nilai moral dari Gus Dur  (KH. Abdurrahman Wahid) berganti duka dan kesedihan sebab kehilangan sosok yang selalu bisa mengembangkan tawa itu.
KEMBALI KE ARTIKEL