JAKARTA, www.fraksi.pkb.or.id,-- Fenomena mobil nasional merk “Kiat Esemka” rakitan siswa-siswa SMK Solo menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Hal ini terkait masih menjadi angan-angan bangsa Indonesia memiliki mobil nasional hasil karya anak bangsa sendiri yang diproduksi secara massal.
Menurut Anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), Nur Yasin, mobil nasional “Kiat Esemka” layak diapresiasi karena mempunyai nilai tinggi bagi kebangkitan ekonomi nasional.
“Kita harus bangga bisa bikin mobil sendiri. Apalagi bahan bakunya dari negara sendiri. Itu berefek positif buka lapangan kerja baru mengatasi pengangguran,” kata Nur Yasin, anggota Komisi VII DPR membidangi ESDM, ristek, dan lingkungan hidup.
Meski layak diapresiasi, Nur Yasin memberi catatan, mobil “Kiat Esemka” akan lebih strategis secara ekonomi nasional jika didesain ber-BBG (bahan bakar gas). Pasalnya, juga membantu upaya pemerintah dalam hal membatasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM).
“Saya kira akan lebih pantas kita dukung bersama jika mobil Esemka didesain pakai gas. Soalnya trend sekarang di DPR Komisi VII selalu bahas upaya pembatasan konsumsi BBM kita. Menurut hemat saya solusinya, ya, beralih ke gas,” katanya di Gedung DPR Nusantara I, Senayan, Jakarta, (10/1/2012).
BBM Bebani APBN
Dikatakan, konsumsi BBM secara nasional cukup membebani APBN karena menggunakan dana subsidi mencapai lebih dari 60 triliyun rupiah. Untuk itu mobil “Kiat Esemka” akan lebih irit dan efisien jika menggunakan BBG. Harganya pun lebih murah berkisar 0,3 sampai 0,5 dari harga setara minyak premium.
“Karena itu, mobil Esemka pakai BBG lebih tepat. Apalagi BBG sangat support untuk kebutuhan transportasi kita,” tutur anggota FPKB dari Daerah Pemilihan Jawa Timur IV (Jember-Lumajang) ini.
Untuk mengoptimalkan rancangan mobil nasional itu hingga benar-benar layak diproduksi massal, Nur Yasin menghimbau agar Kementerian Ristek dan Teknologi untuk membantu dalam hal risetnya.
“Karena mobil Esemka masih pakai BBM, ya Kemenristek bantu riset-nya lah. Jangan cuma diam. Agar nanti saat produksi massal desainnya sudah pakai gas. Cadangan gas kita banyak, kok,” ujar Nur Yasin menutup percakapan dengan wartawan. (KHOLILUL ROHMAN AHMAD)
KETERANGAN FOTO: Anggota DPR Komisi VII dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Nur Yasin, terlihat serius mendengarkan masukan aspirasi dari perangkat Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Kehadiran Nur Yasin di desa itu dalam rangka kunjungan reses dan serap aspirasi anggota DPR RI bertempat di Pondok Pesantren Baitul Hikmah, 27/12/2011). Hadir dalam acara itu para pengurus MWC dan Ranting Nahdlatul Ulama (NU) se-Kecamatan Tempurejo.(FOTO: KHOLILUL ROHMAN AHMAD)