Kau tahu kenapa?
Karena pada setiap tetesnya, ada kerinduan langit pada bumi.
Apakah awan tahu tentang itu?
Bisa jadi iya, bisa jadi tidak. Bahkan rumput-rumput itu pun mungkin tak tahu pesan yang disampaikan langit. Hanya bumi yang sepertinya paham dengan pesan rindu dari langit. Kau bisa mencium bau tanah ketika hujan turun. Pada setiap tetes yang terjatuh, bumi akan melepaskan aroma khas yang hanya bisa kau dapati ketika bumi sudah terlalu lama menanti kabar dari langit. Ya, itulah aroma rindu yang sudah sejak lama bumi simpan. Karena pada dasarnya hanya pertemuan yang dapat menetralkan rindu.
Karena itu pula aku tak ingin memendam rindu. Aku tahu, ketika aku merindukanmu berarti aku harus siap menahan lebih kuat untuk bisa bertemu. Pada titik itulah aku berlutut di hadapan Tuhan, menyampaikan rinduku lewat do'a yang mungkin tak sampai di telingamu. Tapi aku tahu, Tuhan pasti akan menyampaikannya dengan cara yang lebih indah.
Nona, aku rasa, belumlah pantas aku untuk berhenti. Masih banyak yang harus aku selesaikan. Aku sudah meminta pada Tuhan untuk mencantumkan namamu pada garis jodohku. Jika pada akhirnya kita tetap tak bisa bersama, berarti Tuhan mempersiapkan yang lebih baik, untukmu begitu juga untukku. Bisa jadi aku yang kau anggap baik tidaklah begitu baik di mata Tuhan.
Kita hanya bisa mengupayakan apa yang kita inginkan, hingga pada akhirnya kita akan mendapatkan yang terbaik sesuai porsinya. Teruslah berjalan nona, berjalan di atas mimpi yang kau percayai. Karena pada apa yang kau kerjakan, Tuhan menyiapkan kejutan yang tak terduga.