Bersama mesin kuno abu-abu yang ia rawat sejak anak pertama lahir
Terpancar keteguhan hati dan kemantapan jiwa dari tangannya yang kasar
Disitulah anak-anak mereka berlindung
Dari segala sakit, resah, dan apapun yang membuat mereka tidak bisa tidur
Sedang ibu, ia masih saja setia dengan segala hal sederhana
Mulai dari tahu, tempe, dan nasi yang ia tanak dengan air mata
Membuat anggota keluarga terbatuk-batuk saat melahap hidangan di meja tua
Tak kuat menanggung derita
Dan ia
Anak laki-laki pertama
Tak tahu apa-apa
Hanya makan minum dan menghabiskan kuota
Jika ditanya, kenapa?
"Anak millenial" katanya
Sungguh berbahaya!
Malang, 2019