24 Juli 2023 03:00Diperbarui: 24 Juli 2023 06:0717823
Puisi yang dahulu kau tumpuk di jiwaku Ingin kubaca kembali di sepertiga malam Kala engkau mengatakan tentang kabar hati yang rindu Engkau membawa rinduku pada kerudung hijau yang kau pakai di mustaka indahmu Membuat jiwaku menjadi lautan angin yang ingin menyapamu Lewat rindu angin pada dedaunan dan ranting Namun angin takut mendekat Takut saat menyapa dedaunan malah menjadi petaka Hingga dedaunan harus jatuh dari ranting Karena angin terlalu gegabah menyapa rindu Malah rindu menjadi luka dan lara nestapa
Aku ingin menjadi angin senyap di sepertiga malam Walaupun tak nampak wajah dan jasadnya Namun engkau merasakan kehadiran angin senyap di sepertiga malam Menyapamu saat engkau bersujud di atas sajadah Penuh dengan kerinduan yang penuh luka
Aku ingin menjadi angin senyap di sepertiga malam Menyapamu saat engkau berdo'a tentang hati yang rindu Seperti rindu pada tanah-tanah yang gersang Rindu akan hujan yang lama tak menyapa dengan air keberkahan Sampai waktu rindu itu Ku berharap menjadi nyata Walaupun hanya sekedar nyata di balik bayangan wajahmu
Aku ingin menjadi angin senyap di sepertiga malam Ingin masuk dalam jiwamu Supaya engkau mengerti Tentang rinduku kepadamu Rindu yang penuh dengan air mata harapan Hingga ku berharap suatu saat engkau mengerti tentang perasaan Perasaan saat engkau berdo'a tetang rindu kedamaian di hati dan jiwa
Aku ingin menjadi angin senyap di sepertiga malam Memenuhi panggilan jiwamu Karena rindu ini sudah menggumpal menjadi awan hitam Tinggal menunggu waktu yang tepat Rindu awan hitam Menjadi hujan di jiwamu Tuk mendinginkan segala rasa di hati dan jiwa Memenuhi ruang kedamaian rindu yang lama tak terbayarkan Lewat do'a ini hari di sepertiga malam Saat langit memandang hati dan jiwa dalam peluh kesah rindu Rindu yang belum tersampaikan lewat hati yang legowo Tuk menuju hati yang ikhlas dan tulus Memenuhi ruang cinta yang masih tertutup awan tebal Memenuhi kisah lara yang tersembunyi di balik awan rindu bersama pekat dan hitam Hingga membuat hati menuju patah hati Sampai menjadi tumpukan lara Lara patah hati di atas sajadah Saat sepertiga malam yang sunyi dan sepi Memenuhi panggilan air mata jiwa Sebelum nafas ini berhenti berdetak Memenuhi panggilanMu Tuhan sang maha pemilik cinta Kumohon lewat angin senyap di sepertiga malam Sampaikan salam rindu yang lama terlantar di atas sajadah yang mulai lusuh Seperti lusuh jiwaku akan rindu kepadamu Memenuhi ruang air mata dan luka
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.