9 Juli 2023 21:44Diperbarui: 9 Juli 2023 22:039417
Hujan di sepertiga malam Aku masih mendekatkan diri dijalan Ilahi Ditemani sajadah merah dalam pengasinganku Ditemani hati yang damai saat membaca beberapa bait puisi yang kau kirim untukku Hingga di setiap bait aku amati dengan dalam Sedalam jiwaku mencintaimu Walaupun sejak awal aku sudah bicara lewat puisi Aku tak akan mampu memilikimu Karena dunia kita berbeda Antara jiwamu dan jiwaku menyatu Tetapi raga kita tetap berpisah selamanya
Bidadari sepertiga malam Lewat angin malam Aku menyapamu lewat dedaunan dan ranting Lewat hati yang sunyi dan sepi Lewat sholat lailmu Engkau berdo'a di waktu gelap pekat Bahwa hati boleh bersatu Tetapi raga akan tetap berpisah selamanya Karena jarak antara kita berbeda Engkau Bidadari sepertiga malam Sedangkan aku hanya kemarau rindu yang menunggu hujan Hujan tak pernah datang Karena hujan telah mimilih hatimu dengannya Bukan hatimu dengan hatiku Menyatu lewat udara di sepertiga ini malam
Bidadari sepertiga malam Sampaikan salam hormatku kepada Abahmu Aku tak sanggup memperjuangkan sebuah rasa Karena aku hanya sang pengembara jiwa Lewat bait puisi dan sajak Aku hanya seorang yatim yang miskin Masih berjuang dari bawah Tuk menempuh Ilmu di Madrasah jiwa Hingga aku mati dan menutup mata Menuju pengasinganku yang gelap pekat
Bidadari sepertiga malam Salam hormatku kepada Bundamu Biarlah kuda putih yang mengantarkan di pernikahanmu Biarlah aku sepi sampai mati Karena aku hanya musim kemarau yang menunggu hujan Namun hujan tak pernah datang Hingga tanah-tanah jiwaku Mati dalam sepi dan sunyi Lewat bait angin dan udara Kulantunkan isyarat jiwaku untukmu Duhai Bidadari sepertiga malam Aku menyampaikan salam rindu dan cinta yang tak pernah padam untukmu Karena cintaku bukan api Tetapi cintaku adalah: cinta kedamaian yang sepi dan sunyi
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.