Mohon tunggu...
Program
kkn
infinite
kilas balik
narativ
the series
ramadan
Terpopuler
Terbaru
Headline
Topik Pilihan
Komunitas
Event
Video
K-rewards
Game Changer
Cerita Pemilih
Analisis
Sosok
Fiksiana
Cerbung
Cerpen
Horor
Puisi
Roman
Halo Lokal
Bandung
Joglosemar
Makassar
Medan
Palembang
Surabaya
Humaniora
Bahasa
Filsafat
Pendidikan
Seni
Sosbud
Inovasi
Gadget
Nature
Otomotif
Lyfe
Beauty
Book
Diary
Film
Games
Healthy
Hobby
Home
Humor
Love
Music
Parenting
Worklife
Money
Entrepreneur
Financial
New World
Artificial intelligence
Cryptocurrency
Metaverse
NFT
Olahraga
Atletik
Balap
Bola
Raket
Ruang Kelas
Ilmu Alam & Tekno
Ilmu Sosbud
Travel Story
Foodie
Trip
Video
Vox Pop
Hukum
Kebijakan
Politik
KOMENTAR
Puisi
Pilihan
Detakan Nafas Putri Kyai
27 Juni 2023 21:28
Diperbarui: 27 Juni 2023 21:56
178
26
Duhai putri Kyai
Kutulis puisi untukmu
Saat malam yang sunyi dan hening
Ditemani suara hujan dan badai
Ku kuatkan diriku dalam genggaman harapan
Kuharap engkau menanti segala rasa yang kian mulai membakar di kepalaku
Tentang rasa rindu yang mulai melambai di atas altar wajahmu
Kian hari mulai menjadi hantu di setiap detak nafasku
Putri Kyai
Malam yang gelap gulita
Kurasakan detakan nafasmu
Lewat bait puisi yang kutulis untukmu
Tentang rasa rindu yang menguras air mata dan darah
Mengalir di sekujur tubuhku
Tentang rasa yang ku bawa
Hingga menuju altar langit dan bumi
Kupersembahkan untukmu
Secawan puisi tentang perasaanku yang tak mungkin menyatu denganmu
Karena jarak nafas antara kita
Begitu jauh selaksa antara senja dan embun pagi
Dua ruang yang tak akan pernah bersatu
Detakan nafas putri Kyai
Kurasakan di setiap bait yang kutulis
Melalui mata batinku
Tentang sebuah rasa yang mulai menjadi kabut hitam
Kabut hitam yang mulai menjelma menjadi Malaikat
Ingin mengikat hati yang tak mungkin terjadi
Lalu kucoba aku benamkan segala rasaku
Kan kubunuh segala cinta di hatiku
Tentang wajahmu yang begitu anggun
Menghantui di setiap detak nafasku
Putri Kyai
Detakan nafasmu kurasakan
Lewat kata dan aksara
Kan kumatikan segala rasaku
Melalui bait puisi ini malam
Aku membunuh segala cinta dan rasaku untukmu
Maafkan aku yang tak dapat berjuang sampai mati
Karena aku tahu
Kau adalah: Bidadari yang tak mungkin kumiliki
Lebih baik cintakuĀ
Ku pahat segala rasaku di liang lahat
Daripada aku harus membunuh segala kebahagiaan yang telah kita bangun bersama
Lebih baik aku matikan segala rasaku tentangmu
Hingga di ujung altar langit dan bumi
Kan kupersembahkan segala rasaku untukmu
Insya' Allah, setelah kehidupan di semesta sirna
Demi Allah, aku berjanji akan menemuimu di kehidupan berikutnya
Kehidupan yang telah di tulis di firman dan sabda
KEMBALI KE ARTIKEL
KIRIM
Artikel Lainnya
Powered by
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
LAPORKAN KONTEN
Konten tidak orisinal/melanggar hak cipta
Hate speech/menyerang/merugikan pihak lain
Vulgar/menimbulkan perasaan tidak nyaman (pornografi, darah, data privat, dsb)
Mengandung berita bohong/hoaks/misinformasi
Promosi aktivitas ilegal/berbahaya (judi, aborsi, investasi bodong, bunuh diri, dsb)
Spamming
Akun ini palsu/menggunakan identitas orang lain
Akun ini membahayakan pihak lain
Akun ini diretas
Akun menyebarkan kebencian (hate speech)
Alasan
Batalkan
Laporkan
26
6
Laporkan Konten
Laporkan Akun
X CLOSE
×
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.
Pelajari selanjutnya.