Biduan
Suaramu bah alunan seruling menderai menyentuh atma
Membawa mimpi di alam kayangan
Bagi mereka yang mendengar suara lembutmu
Karena suara lembutmu di setiap ketukan mengalun bersama melodi
Sampai ribuan pasang mata decak kagum
Saat engkau melantunkan bait perbait dalam syair lagumu
Biduan
Tahukah engkau
Sudah lama aku ingin menulis syair untukmu
Syair cinta simiskin dengan sikaya
Cinta anak kaum alit dengan anak kaum bangsawan
Cinta anak sekolahan yang membawa luka
Cinta dua insan tak bisa menyatu
Karena harta dan tahta
Aku yakin syair itu akan menguras emosi dan air mata
Sampai menjadi lumpur kedukaan
Hingga membawa emosi antara putus asa atau menjadi pelecut semangat
Tuk membuktikan seberapa besar perjuangan cinta yang harus di korbankan
Biduan
Masih ingatkah!
Masih ingatkah!
Kisah cinta Ken Arok sebagai rakyat jelata yang mencintai seorang istri raja
Hingga suatu saat Ken Arok mampu menjadi raja dan mempersunting orang yang di cintainya
Jadi cinta itu terkadang diluar kemustahilan dan diluar nalar kewarasan
Biduan
Namun cinta yang ingin kutulis tentangmu
Akan kumulai tentang cinta sebuah kehidupan
Cinta yang cukup menghabiskan di warung kopi bersama segelas susu
Sambil sesekali membaca WA
Cinta yang akan kutulis tak bertele-tele
Seperti cinta yang di ulas dalam sebuah novel romansa
Hingga sampai ribuan lembar
Bukan pula cinta dalam nyanyian buih menjadi permadani
Bukan juga cinta meniti karir di ujung menara
Namun cukup cinta yang di restui Takdir Tuhan
Hingga sampai titik nafas terakhir
Sampai Sang Malaikat menyelesaikan tugasnya