Setiap tanggal 11 September dijadikan sebagai hari radio nasional, hal tersebut dicetuskan dalam rangka mengenang sejarah Radio Republik Indonesia (RRI), sebagai siaran radio pertama milik Indonesia untuk menggantikan siaran Hoso Kyoku milik Jepang. Peringatan Hari Radio Nasional mengingatkan kita akan eksistensi radio saat ini yang dihadapkan dengan media modern yang secara kualitas di atas radio, apabila pemilik industri radio tidak menyesuaikan dengan perkembangan zaman, niscaya cepat atau lambat akan ketinggalan dan pada akhirnya akan gulung tikar. Berikut ini, beberapa saran dari penulis supaya radio tetap eksis di era revolusi 0. 4 dan 0.5
- Melakukan Live Streaming. Hal ini bertujuan agar masyarakat tetap dapat mendengarkan siaran, meskipun tidak memiliki perangkat radio. Dengan adanya streaming, hal tersebut membantu menyebarluaskan siaran kepada khalayak, dengan begitu radio tetap bisa menyesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini.
- Membuat Program yang Menarik. Kekurangan dari radio itu sendiri jika dibandingkan dengan media yang lainnya adalah, tidak adanya visual hanya sebatas suara dari penyiar. Dengan membuat inovasi program yang menarik dan juga penting bagi para pendengar seperti podcast menghadirkan narasumber dengan topik yang aktual, akan membuat media radio tidak ketinggalan zaman dan tetap eksis di tengah-tengah masyarakat.
- Meningkatkan Kualitas Penyiar. Inti dari kualitas siaran di dalam radio adalah penyiar itu sendiri, sehingga agar tetap memiliki pendengar yang sedia maka kualitas penyiar harus juga ditingkatkan terutama mengenai suaranya. Semakin unik penyiar membawakan program siaran, maka akan menjadi daya tarik bagi pendengar.
KEMBALI KE ARTIKEL