Hal tersebut menyebabkan dada yang bersangkutan seperti terhimpit. Sehingga kebiasaan baiknya mulai terlupa. Berbagai macam keluhan silih berganti terus dirasa. Pekerjaan sudah tidak bisa lagi dikerjakan sebagaimana semestinya, yang ada semua dalam kesemrautan dan menumpuk. Tumpukan tersebut menjadikan raga dan pikiran yang bersangkutan semakin menderita. Kesumpekan dan strespun mempengaruhi kesehatannya. Rasa sedih, gelisah, ketakutan, lama-kelamaan menyerta juga.
Keluhan demi keluhan bertandang riang, menghantui sang tuan. Bahkan diahirnya, ia sudah tidak lagi bisa tertawa. Bagaimana cara memulai penataan dan merapihkan segala tumpukan yang ada?
Ia bingung dan tidak tahu bagaimana melakukan sebuah cara. Yang sebenarnya semua tumpukan itu tidak lain hanyalah sampah-sampah.
Kemarahan tersimpan begitu rapih Seolah-olah sikap yang dilakukan sudah bijak dan berguna. Kenyataan yang sebenarnya orang di sekitar lebih mengerti, ketimbang sosok yang merasa telah berbuat itu sendiri. Sekalipun mereka yang bersamanya menutup hidung, karena menahan aroma yang mengganggu penciumannya. Yang terjadi siapa pun tidak mudah tinggal lama bersamanya, jika tidak! pastinya akan  ada perselisihan juga.
Lantas apa yang terjadi sebenarnya?
Yang terjadi adalah, kita tidak begitu mengerti bahwa sumber permasalahan sebenarnya adalah, diri kita sendiri. Hayalan telah menciptakan cermin berlapis pada diri, sehingga menjadikan  jebakan halus yang tanpa diri sadari.