Yah malam ketujuh itu maksud hati menunaikan perintah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pondok Gede. Yang kuharapkan di malam itu adalah hati yang lembut yang terpesona dengan kalimat-kalimat Allah hingga menjadi lunak dan berwujud layaknya manusia, Bukan sebaliknya.
Menjelang Magrib, melihat wajah-wajah yang aku kenal itu bukan menampakan senyum tapi seperti harimau yang menampakan gigi taringnya. Pelan-pelan Aku mencuri pandangan ternyata memang bukan aktor yang bernama manusia tetapi sosok-sosok iblis yang berwajah manusia. Ya iblis betina, nampak tersungging dari wajahnya yang  cemberut tak bisa menerima takdir yang menimpanya dan masih berusaha dengan jelas bahwa langkah-langkahnya adalah benar, padahal Allah sudah memberikan teguran, kepadanya tetapi masih tidak menyadarkan dirinya sebagai insan Kamil bukan berjiwa keibuan justru yang terhias adalah keserakahan tampak merubah bentuk wajahnya.
Kaum ibu-ibu ini harusnya menampakkan keibuan bukan menampakkan kedunguan, tetapi dari langkah-langkahnya sama sekali tidak mencerminkan seorang ibu.
Konon katanya sudah meraih gelar sarjana sosial tapi sering kali bersikap sok sial menebar bibit permusuhan di samping kerusuhan.
Malunya karena bernama ibu Aisyiyah tetapi orangnya tidak pernah punya malu kepada ibu Aisyah istri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Setiap hari hanya berpikir bagaimana menyingkirkan aku dari Pondok Gede. Ada banyak muda-mudi Muhammadiyah yang termakan fitnahnya di samping orang-orang yang awalnya baik berubah menjadi galak mendapat kekuatan setan dari mereka.
Aku memang tak perduli sebenarnya tak mau tahu dengan urusan-urusan tetek bengek yang tak bermakna, tetapi dipikir-pikir hari-hari makin terus terjadi berlanjut mungkin sampai mereka mati, baru akan sadar bahwa yang dilakukannya adalah keliru.
Bayangkan sampai tega-teganya mereka ini membuat surat kaleng mengatasnamakan Aisyiyah dan minta persetujuan Pak RT untuk mengusir aku dari Pondok Gede, kalau bukan manusia bejat akhlaknya siapa lagi namanya toh kalau disandarkan kepada nama Aisyiyah tentu akan memalukan. Mulutnya seolah indah sama halnya seperti wanita-wanita fasik yang pernah hidup di zaman Islam yaitu istrinya abu lahab yang suka memfitnah orang lain dan ingin menjatuhkan Nabi Muhammad. Inilah yang dilakukan oleh oknum Aisyiyah terhadap.
Reaksi yang panas itu tiap hari ditunjukkan lewat tindakan-tindakan abnormalnya yang mencerminkan kalau mereka sebenarnya bukan manusia tetapi iblis yang berwujud manusia.
Aku tak pernah berpikir apa penyebabnya? Ternyata sikap ugal-ugalan yang ditunjukkan itu adalah sikap kebencian yang sudah melumuri tubuhnya.
Banyak pemuda-pemuda yang terpikat dengan sikap-sikap palsunya seolah-olah adalah ibu yang benar, padahal mereka itu adalah ibu-ibu yang fasik yang bermimpi masih memimpin dan menguasai Muhammadiyah juga Aisyiyah.
Menjerit hati ini karena adalah ibu-ibu pelakunya bukan bapak-bapak, mungkin karena terlalu stress sehingga melakukan tindakan abnormal dengan membentuk pelampiasan kepada orang yang tak pernah menyakiti dirinya.
Terkadang aku ini seperti pacarnya saja di mata mereka walaupun belum pernah mengucapkan kata-kata suka atau sayang, bagaimana seorang pacar kemudian membenciku yaitu karena tidak mendapatkan perhatian dariku. Seolah-olah seperti itu tingkah laku mereka.
Atau karena aku menggagalkan keinginannya masalah partai umat, apa yang dicari dengan menjadi juru kampanye partai bahkan uniknya masjidnya dijadikan kandang partai ini perilaku wanita memang berbahaya sekali kalau wanita memimpin masjid.
Karena wanita itu menggunakan akal pendek di dalam memutuskan perkara, yaitu apa-apa yang sesuai dengan hawa nafsunya tak menggunakan otak yang waras tapi menggunakan perasaan yang sakit. Ini memang banyak dilakukan oleh wanita-wanita yang frustasi atau gagal cinta. Tapi kan aku tidak pernah pacaran dengan mereka Kenapa bisa mendapat getahnya?.
Padahal sudah tua harusnya bertobat makin menjadi-jadi ya Allah dosa apakah gerangan yang membuat mereka ini sibuk ingin menjatuhkan aku? Rasanya kalau mereka mampu menjatuhkan aku, mereka akan puas karena memang mereka ini berhati iblis. Hatinya penuh dengan kebencian yang kelak akan menjadi sumber malapetaka baginya.
Ibu-ibu Aisyiyah kok ngajarin benci kepada umat, yang benar sajalah harusnya mencontoh akhlaknya istri Rasulullah tersebut justru anomali yang terjadi.
Entah apakah ini karena mereka terkutuk terlalu banyak makan barang haram atau mungkin karena banyak dosa sehingga hari-harinya sibuk ingin menjatuhkan orang saja.
Semoga Allah subhanahu wa ta'ala memberi mereka (oknum oknum) petunjuk sehingga kembali kepada jalan yang benar.