Unit-unit pelayanan syariah terdepan miskin akan penguasaan filosofi produk dan kering akan kultur syariah sehingga memberi kesan bahwa sumber daya insani bank syariah hanya SDM (sumber daya manusia) bank konvensional yang berganti aksesori demi menggaet kalangan umat muslim. Oleh karena itu harus ada pemecahan masalah ini agar tidak berlarut-larut dan akhirnya berujung pada pencitraan negatif terhadap bank syariah.
Kalau ditilik dari jumlah para lulusan ekonomi syariah di perguruan tinggi Indonesia ternyata jumlahnya tidak sedikit. Mengapa lulusan ini tidak bekerja di bank syariah padahal mereka sudah mendapatkan ilmu perbankan syariah? Mengapa lowongan kerja yang diadakan oleh bank syariah selalu mensyaratkan pengalaman kerja yang terkadang para pelamar kerjanya di dominasi oleh pengalaman kerja di bank konvensional?
Harus ada penyelesaian atas permasalahan ini agar pengoptimalan kinerja bank syariah dapat tercapai. Ada beberapa saran yang saya ajukan, mudahan sedikit membantu mengatasi masalah ini yaitu :
- Perekrutan terhadap para ekonom syariah harus lebih giat digencarkan karena mereka sudah memiliki dasar perekonomian syariah yang mampu mengembangkan produk yang inovatif dan kreatif tanpa meninggalkan asas Islam